2 Surat Kabar Utama Sri Lanka Tangguhkan Edisi Cetak karena Kekurangan Kertas
Pemilik perusahaan surat kabar di Sri Lanka mengatakan dua surat kabar utama di Kolombo menangguhkan edisi cetak karena kekuarangan kertas.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
Harga gas naik
Pada Minggu (20/3/2022), Laugfs Gas, pemasok terbesar kedua di negara itu menaikkan harga sebesar 1.359 rupee Sri Lanka ($4,94) untuk silinder 12,5kg, kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
Sri Lanka telah berjuang untuk mengumpulkan dolar untuk membayar pengiriman bahan bakar yang semakin mahal sejak Januari, dengan cadangan mata uang asingnya turun menjadi $2,31 miliar pada Februari.
Harga susu naik
Harga susu bubuk naik 250 rupee ($0,90) untuk kemasan 400g pada Sabtu (19/3/2022), mendorong pemilik restoran menaikkan harga secangkir teh susu menjadi 100 rupee.
Ujian sekolah dibatalkan
Kelangkaan menimbulkan malapetaka di hampir setiap aspek kehidupan sehari-hari.
Minggu ini pihak berwenang menunda ujian semester untuk hampir tiga juta siswa karena kekurangan kertas dan tinta.
Dilansir Al Jazeera, Otoritas Pendidikan Sri Lanka mengatakan ujian semester yang dijadwalkan seminggu lagi (27/3/2022), ditunda tanpa batas waktu karena kekurangan kertas sangat parat, saat Sri Lanka menghadapi krisis keuangan terburuk sejak kemerdekaan pada 1948.
"Kepala sekolah tidak dapat mengadakan tes karena printer tidak dapat mengamankan devisa untuk mengimpor kertas dan tinta yang diperlukan," kata Departemen Pendidikan Provinsi Barat, yang berpenduduk hampir enam juta orang.
Baca juga: Jemaah Umrah Asal Bandung Kembali ke Indonesia Setelah Sempat Transit di Kolombo
Baca juga: Indonesia Tawarkan Motor Listrik Hingga Aluminium Kepada Sri Lanka
Tes semester untuk kelas 9, 10 dan 11 adalah bagian dari proses penilaian berkelanjutan untuk memutuskan apakah siswa naik ke kelas berikutnya pada akhir tahun.
Dikutip NDTV, sumber resmi mengatakan langkah itu dapat secara efektif menahan tes untuk sekitar dua pertiga dari 4,5 juta siswa negara itu.
Berita lain terkait dengan Krisis Ekonomi Sri Lanka
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)