Putin Perintahkan 134.500 Wajib Militer Jadi Tentara Rusia, Klaim Tak Terkait dengan Perang Ukraina
Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani aturan 134.500 wajib militer baru menjadi tentara Rusia.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Wahyu Gilang Putranto
MOD mengatakan, saat ini pasukan Rusia terus mempertahankan posisi di timur dan barat Kyiv meskipun ada penarikan sejumlah unit terbatas.
Untuk itu, MOD menyebut pertempuran sengit kemungkinan akan terjadi dalam beberapa hari mendatang.
MOD juga melaporkan bahwa penembakan dan serangan rudal terus berlanjut di wilayah Chernihiv.
Padahal, pihak berwenang Rusia mengatakan, mereka akan mengurangi kegiatan militer mereka di sana, serta di sekitar Kyiv.
Baca juga: Gagal Endus Aksi Militer Rusia ke Ukraina, Kepala Intelijen Prancis Eric Vidaud Didepak
Baca juga: Roman Abramovich Diracun, Inggris Ungkit Peran Intelijen Rusia yang Racun Alexei pada 2018 Lalu
"Meskipun pernyataan Rusia menunjukkan pengurangan aktivitas militer yang dimaksudkan di sekitar Chernihiv, penembakan dan serangan rudal Rusia yang signifikan terus berlanjut," ujar pernyataan resmi MOD pada hari Kamis.
Kementerian pertahanan Inggris juga mengatakan bahwa pertempuran sengit terus berlanjut di kota pelabuhan Mariupol.
Ia menambahkan, kota itu tetap menjadi tujuan utama pasukan Rusia, namun pasukan Ukraina tetap mengendalikan pusat kota.
Dikutip dari Newsweek, prediksi intelijen Inggris itu tampaknya mendukung klaim yang dibuat Gubernur Oblast Chernihiv, Viacheslav Chaus kepada BBC pada hari Rabu.
Dalam pernyataannya di BBC, Chaus mengatakan Rusia tidak menepati janjinya dan bahwa serangan terus berlanjut.
Baca juga: Bertemu Menlu Rusia di China, Menteri Luar Negeri Indonesia Minta Perang Segera Dihentikan
Baca juga: Pesawat Militer Rusia yang Membawa Hulu Ledak Nuklir Memasuki Wilayah Uni Eropa
"Pasukan Rusia menyerang Nizhyn dan Chernihiv. Sebagian besar Chernihiv. Sekali lagi, sebagian infrastruktur sipil dihancurkan."
"Chernihiv masih belum memiliki listrik, pasokan air, dan pemanas. Tidak akan mudah untuk memulihkan infrastruktur ini. Tak satu pun dari gedung militer menjadi sasaran tadi malam. Mereka terus menyerang hanya infrastruktur sipil," katanya.
Sementara, Wali Kota Chernihiv, Vladyslav Atroshenko juga mengatakan kepada CNN pada Rabu kemarin bahwa serangan Rusia telah meningkat.
"Ini adalah konfirmasi lain bahwa Rusia selalu berbohong," kata Atroshenko.
Situasi di Chernihiv tidak dapat diverifikasi secara independen, meskipun Newsweek telah meminta komentar dari Kementerian Pertahanan Ukraina.