Mata Merah-Kulit Mengelupas, Roman Abramovich Bukan Diracun Tapi Kena Ledakan Gas Air Mata
Kabar terbaru, Roman Abramovich bukan diracun, melainkan menjadi korban ledakan tabung gas ketika meninggalkan perundingan.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Mata Merah-Kulit Mengelupas, Roman Abramovich Bukan Diracun Tapi Kena Ledakan Gas Air Mata
TRIBUNNEWS.COM - Spekulasi seputar penyebab insiden yang menimpa pemilik klub Chelsea, Roman Abramovich, terus berlanjut.
Terbaru, media Turki mengeklaim gejala fisik yang muncul pada tubuh Roman Abramovich seperti mata merah dan kulit mengelupas, bukan karena dia diracun, melainkan menjadi korban ledakan gas air mata.
Roman Abramovich sebelumnya diduga telah diracuni oleh kelompok garis keras dari Moscow yang berusaha menyabotase perundingan perdamaian antara Ukraina dan Rusia.
Baca juga: Kena Racun Chloropicrin yang Sebabkan Kebutaan, Abramovich Bertanya ke Dokter: Apa Saya Sekarat?
Baca juga: Taisei Marukawa Pamit dari Persebaya, Benarkah Bajul Ijo Mesti Siap Rp 15 M? Disambar Persis Solo?
Menurut laporan Wall Street Journal, Roman Abramovich menderita gejala keracunan setelah perundingan yang digelar di Kyiv, Ukraina, pada 3 dan 4 Maret 2022.
Kelompok jurnalisme investigasi yang berbasis di Belanda, Bellingcat, memberikan analisis soal insiden keracunan yang dialami taipan asal Rusia itu.
Dalam Twitter-nya, Bellingcat menulis bahwa Abramovich bersama dua negosiator Ukraina mengalami gejala seperti mata merah dan kulit mengelupas di wajah serta tangan.
Berdasarkan hasil investigasi spesialis senjata kimia dan penyelidik Bellingcat, gejala keracunan yang dialami mantan gubernur provinsi Chukotka, Rusia, itu akibat senjata kimia yang belum diketahui jenisnya.
Baca juga: Carlos Fortes Pindah ke PSIS Semarang, Arema FC Langsung Bereaksi, Kontrak Belum Habis di Malang
Baca juga: Barito Putera Lolos dari Degradasi Seusai Imbangi Persib, Ada Apa dengan David da Silva?
Adapun dosis dan jenis racun yang digunakan dalam serangan tersebut kemungkinan memang tidak dimaksudkan untuk merenggut nyawa Abramovich dan dua negosiator perdamaian, melainkan hanya untuk menakuti mereka.
Rusia telah menampik laporan Abramovich telah diracun dan menggambarkan kabar itu sebagai bagian dari perang informasi.
Sementara itu, negosiator Ukraina, Mykhailo Podolyak, menyebutnya sebagai teori konspirasi spekulatif.
Laporan baru muncul dari media Turki, yakni berita Haberturk dan saluran TV CNNTurk.
Baca juga: Berita Milan, Ibra Harus Turun Kasta, Maldini Lirik Gareth Bale, Rossoneri Untung Besar Jual Hauge
Kedua media itu mengatakan Abramovich bukan diracun, melainkan menjadi korban ledakan tabung gas ketika meninggalkan perundingan.
Laporan tersebut dipublikasikan secara luas di Turki dan Spanyol setelah digemakan oleh kantor berita terkemuka Efe.