Viral Video Mobil Warga Ukraina Lalui Ranjau Darat yang Dipasang Tentara Rusia
Pada rekaman video itu tampak tentara Ukraina tersebut terlihat berusaha memindahkan ranjau-ranjau yang ada dijalanan.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, UKRAINA - Muncul rekaman sejumlah tentara Ukraina nekat menyingkitkan ranjau darat anti-tank Rusia dengan menggunakan kaki, bukan alat khusus penghapus ranjau.
Rekaman video ini pun ramai dibicarakan di media sosial.
Pada rekaman video itu tampak tentara Ukraina tersebut terlihat berusaha memindahkan ranjau-ranjau yang ada dijalanan.
Hal itu mereka lakukan agar mobil-mobil yang berada di jalan tersebut bisa lewat.
Dikutip dari Daily Star, jalan tersebut merupakan rute untuk mencapai Ibu Kota Kiev.
Sedangkan ranjau tersebut ditinggalkan tentara Rusia ketika mereka memutuskan mundur.
Ranjau darat anti-tank diketahuii memang membutuhkan sebuah tekanan yang besar untuk meledak.
Baca juga: Survei Terbaru Menyebutkan Popularitas Vladimir Putin Naik Menjadi 83% Sejak Invasi ke Ukraina
Meski begitu, benda tersebut masih termasuk peledak yang berbahaya walau tak ditekan.
Para tentara Ukraina di video tersebut terlihat tenang saat menyingkirkan ranjau-ranjau tersebut dengan menendanginya.
Rekaman para tentara Ukraina ini muncul setelah rekaman seorang warga sipil di Kiev Oblast mampu mengendarai mobil dengan hati-hati menghindari ranjau darat yang ditinggalkan pasukan Rusia.
Pada rekaman itu, ranjau terlihat ditempatkan dalam empat baris.
Meski berbahaya itu tak menghentikan warga sipil Ukraina untuk berkendara melewatinya.
Rekaman menunjukkan beberapa pengemudi melewati ranjau dan tak melakukan kesalah sekecil pun karena berpotensi menyebabkan kematian mereka.
Rekaman itu memperlihatkan para pengemudi berhasil melewati ranjau tersebut dengan selamat.
Menurut Lembaga Hak Asasi Manusia (HAM), pasukan Rusia menempatkan lanjau darat POM-3, yang dipercaya telah dilarang di bawah perjanjian internasional.
“Negara di seluruh dunia telah mengecam Rusia karena menggunakan ranjau darat yang dilarang di Ukraina,” tutur Direktur Lembaga HAM, Steve Goose.
“Senjata ini tak membedakan antara kombatan dan warga sipil, serta akan mewariskan kematian di tahun-tahun mendatang,” tambahnya.
Ia melanjutkan mengatakan penggunaan ranjau oleh Rusia, dengan sengaja mencemooh norma internasional terhadap penggunaan senjata mengertikan itu.
Tinggalkan Ranjau
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memperingatkan rakyatnya pada Sabtu (2/4/2022) bahwa pasukan Rusia yang mundur menciptakan bencana total di luar ibu kota.
Mereka meninggalkan ranjau di seluruh wilayah termasuk di sekitar rumah.
Dia mengeluarkan peringatan itu ketika krisis kemanusiaan di Kota Mariupol yang terkepung semakin dalam, dengan pasukan Rusia memblokir operasi evakuasi untuk hari kedua berturut-turut.
Rusia terus menarik beberapa pasukan darat dari daerah sekitar Kyiv, setelah mengatakan awal pekan ini akan mengurangi aktivitas militer di dekat ibu kota Ukraina dan Kota Chernihiv.
“Mereka memasang ranjau di seluruh wilayah. Mereka memasang ranjau di rumah, bahkan di mayat orang-orang yang terbunuh,” kata Zelenskyy dalam video pidato malamnya kepada bangsa Ukraina, seperti dikutip Channel News Asia. "Ada banyak bahaya lainnya".
Militer Ukraina mengatakan telah merebut kembali 29 pemukiman di wilayah Kyiv dan Chernihiv.
Namun, Ukraina dan sekutunya memperingatkan, Rusia tidak mengurangi eskalasi untuk mempromosikan kepercayaan di meja perundingan, seperti yang Morkos klaim.
Tetapi, malah memasok dan memindahkan pasukannya ke timur Ukraina.
Gerakan-gerakan itu tampaknya merupakan persiapan untuk serangan intensif di wilayah Donbas yang sebagian besar berbahasa Rusia di timur Ukraina, yang mencakup Mariupol.
Zelenskyy memperingatkan, pertempuran sulit di depan saat Rusia mengerahkan pasukan. “Kami sedang mempersiapkan pertahanan yang lebih aktif lagi,” ujarnya.
Sumber: Daily Star/Channel News Asia/Kompas.TV/Kontan.co.id