Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Muslim Ukraina Berpuasa di Tengah Perang: Saya dan Istri Puasa Air agar Anak Saya Bisa Makan

Dikutip dari laman BBC, Selasa (5/4/2022), Hussain mengaku hanya memiliki persediaan yang tersisa sekitar 24 jam saja.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Kisah Muslim Ukraina Berpuasa di Tengah Perang: Saya dan Istri Puasa Air agar Anak Saya Bisa Makan
AFP/RONALDO SCHEMIDT
Seorang pria berjalan dengan tas makanan yang diberikan untuk tentara Ukrania di Bucha, barat laut Kyiv, pada 2 April 2022, di mana walikota mengatakan 280 orang telah dikuburkan di kuburan massal dan kota itu dipenuhi dengan mayat. - Ukraina telah mendapatkan kembali kendali atas "seluruh wilayah Kyiv" setelah invasi pasukan Rusia mundur dari beberapa kota penting dekat ibukota Ukraina, kata wakil menteri pertahanan hari ini. (Photo by RONALDO SCHEMIDT / AFP) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, KHERSON - Seorang penduduk pelabuhan di kota Kherson, Ukraina, bernama Hussain mengatakan bahwa bank dan supermarket di wilayahnya telah tutup karena invasi Rusia ke Ukraina sejak bulan lalu.

Sehingga saat ini ia dan keluarganya kehabisan makanan untuk menjalankan ibadah puasa pada bulan Ramadan.

"Saya tidak tahu apakah perang ini akan membunuh orang namun kelaparan pasti akan terjadi," kata Hussain.

Dikutip dari laman BBC, Selasa (5/4/2022), Hussain mengaku hanya memiliki persediaan yang tersisa sekitar 24 jam saja.

Oleh karena itu, ia dan istrinya akan membatasi asupan makanan mereka sendiri untuk diberikan kepada putri kecil mereka.

Baca juga: Jenazah Wali Kota Motyzhyn dan Keluarganya Ditemukan dengan Tangan Terikat

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi nasional negara itu pada 24 Februari lalu bahwa sebagai tanggapan atas permintaan para Kepala Republik Donbass, ia telah membuat keputusan untuk melakukan operasi militer khusus ke Ukraina.

Berita Rekomendasi

Operasi ini dilakukan untuk melindungi orang-orang 'yang telah mengalami pelecehan dan genosida oleh rezim Ukraina selama 8 tahun'.

Kendati demikian, pemimpin Rusia itu menekankan bahwa negaranya tidak memiliki rencana untuk menduduki wilayah Ukraina.

Ia juga menekankan operasi tersebut ditujukan untuk 'denazifikasi dan demiliterisasi Ukraina'.

Sementara itu, negara Barat telah memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Rusia karena melakukan invasi ke Ukraina.

Penerapan sanksi ditujukan terhadap badan hukum maupun individu swasta Rusia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas