Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

5.000 Warga Sipil Mariupol Ukraina Tewas, 90 Persen Infrastruktur Kota Dihancurkan Pasukan Rusia

Lebih dari 5.000 warga sipil Mariupol, termasuk 210 anak, telah menjadi korban pemboman dan pertempuran di jalanan antara Rusia-Ukraina.

Penulis: Rica Agustina
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in 5.000 Warga Sipil Mariupol Ukraina Tewas, 90 Persen Infrastruktur Kota Dihancurkan Pasukan Rusia
Handout / TELEGRAM / pavlokyrylenko_donoda / AFP
Gambar selebaran ini diterbitkan di akun Telegram gubernur wilayah timur Donetsk Pavlo Kirilenko pada 16 Maret 2022, menunjukkan Teater Drama yang dihancurkan oleh penembakan di Mariupol. 

TRIBUNNEWS.COM - Wali Kota Mariupol Vadym Boichenko menyebutkan jumlah korban tewas di wilayahnya selama berminggu-minggu serangan Rusia ke Ukraina, AP News melaporkan.

Lebih dari 5.000 warga sipil, termasuk 210 anak, telah menjadi korban pemboman dan pertempuran di jalanan.

Boichenko mengatakan pasukan Rusia membom rumah sakit, di mana 50 orang tewas terbakar di sebuah rumah sakit.

Lebih dari 90 persen infrastruktur kota telah hancur.

Serangan di kota selatan yang strategis di Laut Azov telah memutus pasokan makanan, air, bahan bakar, dan obat-obatan, serta menghancurkan rumah dan bisnis.

Baca juga: Ukraina: Hampir 5 Ribu Orang Dievakuasi Rabu Kemarin

Baca juga: UPDATE Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-43, Berikut Ini Sejumlah Peristiwa yang Terjadi

Para pejabat pertahanan Inggris mengatakan 160.000 orang masih terjebak di kota itu, yang berpenduduk 430.000 sebelum perang.

Konvoi bantuan kemanusiaan yang didampingi oleh Palang Merah telah berusaha selama berhari-hari tanpa hasil untuk masuk ke kota.

Berita Rekomendasi

Sementara itu, di utara, pihak berwenang Ukraina mengatakan mayat sedikitnya 410 warga sipil telah ditemukan di kota-kota sekitar Kyiv.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menggambarkan hal itu sebagai kampanye pembunuhan, pemerkosaan, dan penyiksaan Rusia.

Beberapa korban disebut ditembak dari jarak dekat dengan tangan terikat.

Di sebuah pemakaman di Kota Bucha, timur laut Kyiv, para pekerja mulai memuat lebih dari 60 mayat yang tampaknya dikumpulkan selama beberapa hari terakhir ke dalam truk pengiriman bahan makanan untuk dikirim ke tempat penyelidikan lebih lanjut.

Zelenskyy menuduh Rusia mengganggu penyelidikan internasional terhadap kemungkinan kejahatan perang dengan memindahkan mayat dan mencoba menyembunyikan bukti lain di Bucha.

"Kami memiliki informasi bahwa pasukan Rusia telah mengubah taktik dan mencoba untuk memindahkan orang-orang yang tewas, orang-orang Ukraina yang tewas, dari jalan-jalan dan ruang bawah tanah wilayah yang mereka duduki," katanya dalam pidatonya.

"Ini hanya upaya untuk menyembunyikan bukti dan tidak lebih."

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas