5.000 Warga Sipil Mariupol Ukraina Tewas, 90 Persen Infrastruktur Kota Dihancurkan Pasukan Rusia
Lebih dari 5.000 warga sipil Mariupol, termasuk 210 anak, telah menjadi korban pemboman dan pertempuran di jalanan antara Rusia-Ukraina.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Wali Kota Mariupol Vadym Boichenko menyebutkan jumlah korban tewas di wilayahnya selama berminggu-minggu serangan Rusia ke Ukraina, AP News melaporkan.
Lebih dari 5.000 warga sipil, termasuk 210 anak, telah menjadi korban pemboman dan pertempuran di jalanan.
Boichenko mengatakan pasukan Rusia membom rumah sakit, di mana 50 orang tewas terbakar di sebuah rumah sakit.
Lebih dari 90 persen infrastruktur kota telah hancur.
Serangan di kota selatan yang strategis di Laut Azov telah memutus pasokan makanan, air, bahan bakar, dan obat-obatan, serta menghancurkan rumah dan bisnis.
Baca juga: Ukraina: Hampir 5 Ribu Orang Dievakuasi Rabu Kemarin
Baca juga: UPDATE Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-43, Berikut Ini Sejumlah Peristiwa yang Terjadi
Para pejabat pertahanan Inggris mengatakan 160.000 orang masih terjebak di kota itu, yang berpenduduk 430.000 sebelum perang.
Konvoi bantuan kemanusiaan yang didampingi oleh Palang Merah telah berusaha selama berhari-hari tanpa hasil untuk masuk ke kota.
Sementara itu, di utara, pihak berwenang Ukraina mengatakan mayat sedikitnya 410 warga sipil telah ditemukan di kota-kota sekitar Kyiv.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menggambarkan hal itu sebagai kampanye pembunuhan, pemerkosaan, dan penyiksaan Rusia.
Beberapa korban disebut ditembak dari jarak dekat dengan tangan terikat.
Di sebuah pemakaman di Kota Bucha, timur laut Kyiv, para pekerja mulai memuat lebih dari 60 mayat yang tampaknya dikumpulkan selama beberapa hari terakhir ke dalam truk pengiriman bahan makanan untuk dikirim ke tempat penyelidikan lebih lanjut.
Zelenskyy menuduh Rusia mengganggu penyelidikan internasional terhadap kemungkinan kejahatan perang dengan memindahkan mayat dan mencoba menyembunyikan bukti lain di Bucha.
"Kami memiliki informasi bahwa pasukan Rusia telah mengubah taktik dan mencoba untuk memindahkan orang-orang yang tewas, orang-orang Ukraina yang tewas, dari jalan-jalan dan ruang bawah tanah wilayah yang mereka duduki," katanya dalam pidatonya.
"Ini hanya upaya untuk menyembunyikan bukti dan tidak lebih."