FBI: 2 Pria Menyamar sebagai Agen Federal dan Menyusup ke Secret Service AS
2 pria diduga menyamar sebagai agen khusus di Departemen Keamanan Dalam Negeri, ditangkap dan didakwa dengan berpura-pura sebagai petugas federal.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Dua pria Washington, DC diduga menyamar sebagai agen khusus di Departemen Keamanan Dalam Negeri, telah ditangkap dan didakwa dengan berpura-pura sebagai petugas federal, The New York Times melaporkan.
Berdasar pernyataan tertulis FBI, Arian Taherzadeh dan Haider Ali menyamar sebagai agen federal sejak Februari 2020.
Merekapun dekat dengan beberapa agen Secret Servise Amerika Serikat (AS) yang ditugaskan di Gedung Putih dan satu untuk detail perlindungan ibu negara dengan menawarkan bantuan.
Taherzadeh diduga menyediakan apartemen bebas sewa, iPhone, sistem pengawasan, televisi layar datar dan barang-barang lainnya untuk memenangkan agen Secret Service dan satu karyawan DHS.
Baca juga: FBI: Peretas Rusia Intai Sistem Energi AS, Timbulkan Ancaman bagi Keamanan Nasional
Baca juga: Laporan FBI Ungkap Pria California Selundupkan 1.700 Reptil dari Meksiko dan Hong Kong
"Dia juga menawarkan apa yang dia sebut 'kendaraan resmi pemerintah' dan menawarkan untuk membeli senapan serbu senilai $2.000 untuk agen Secret Service yang ditugaskan untuk ibu negara," kata pernyataan tertulis.
4 anggota Secret Service telah diliburkan
Dalam sebuah pernyataan, yang dikutip Npr.org, Secret Service mengatakan "telah bekerja, dan terus bekerja, dengan mitra penegak hukumnya dalam penyelidikan yang sedang berlangsung ini."
"Semua personel yang terlibat dalam masalah ini sedang cuti administratif dan dilarang mengakses fasilitas, peralatan, dan sistem."
Dokumen pengadilan mengatakan empat anggota Secret Service telah menjalani cuti administratif sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut.
Baca juga: Koordinasi dengan FBI, Bareskrim Polri Kejar Saifuddin Ibrahim ke Amerika Serikat
Baca juga: FBI Bentuk Unit Khusus untuk Tangkal Kejahatan pada Cryptocurrency
Rekrut anggota
Taherzadeh dan Ali juga diduga merekrut seseorang untuk menjadi "pegawai DHS" dan "bertugas di satuan tugas mereka."
Sebagai bagian dari "proses rekrutmen," kata dokumen pengadilan, Taherzadeh dan Ali mengatakan pemohon perlu ditembak dengan senapan Airsoft untuk menilai toleransi rasa sakit mereka.
Mereka juga menugaskan pemohon untuk melakukan penelitian pada individu yang memberikan dukungan kepada Departemen Pertahanan dan komunitas intelijen.
Baca juga: FBI dan Interpol Tangkap Pria Banjarbaru karena Jual Alat Peretas Aplikasi,Terjual di 43 Negara
FBI selidiki Taherzadeh dan Ali setelah insiden dugaan penyerangan
Penyelidikan FBI terhadap Taherzadeh dan Ali dimulai setelah sebuah insiden pada bulan Maret ketika ada dugaan penyerangan yang melibatkan pembawa surat Layanan Pos Amerika Serikat di sebuah kompleks apartemen di Washington, DC.
Penghuni gedung mengatakan kepada penyelidik bahwa Taherzadeh dan Ali mungkin telah menyaksikan peristiwa tersebut.
Penyelidik mengetahui dari warga bahwa Taherzadeh dan Ali mengatakan mereka memiliki pengawasan video dari seluruh bangunan.
Warga juga mengatakan, kedua pria tersebut mengaku memiliki akses ke semua ponsel warga yang ada di dalam gedung.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)