Jepang Secara Bertahap akan Kurangi Impor Batubara dari Rusia
Jepang berencana mengurangi impor batubara Rusia secara bertahap, sambil mencari pemasok alternatif, setelah sanksi dijatuhkan terhadap Moskow.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Koichi Hagiuda menuturkan Jepang berencana mengurangi impor batubara Rusia secara bertahap, sambil mencari pemasok alternatif, setelah sanksi dijatuhkan terhadap Moskow.
Seperti diketahui, Jepang dikenal sebagai importir batubara terbesar ketiga di dunia, mengambil langkah itu sebagai tanggapan sanksi yang dijatuhkan terhadap Rusia.
Dikutip Al Jazeera, langkah ini menyoroti potensi perubahan dalam kebijakan pengadaan energi Jepang.
Hagiuda mengatakan kepada wartawan pada Jumat (8/4/2022) bahwa Jepang secara perlahan akan mengakhiri impor batubara dari Rusia, pemasok batubara termal terbesar kedua negara itu pada 2021.
Baca juga: Imbas Perang Rusia Vs Ukraina, IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Jepang
Baca juga: Survei: Mayoritas Orang Indonesia Memandang China Sebagai Ancaman, Jepang Disambut Baik
Dia mengakui bahwa menemukan pemasok alternatif langsung akan sulit.
Reuters melaporkan, Rusia menyumbang 11 persen dari total impor batu bara Jepang pada 2021, menurut data pemerintah.
Rusia juga merupakan pemasok minyak mentah dan gas alam cair (LNG) terbesar kelima Jepang pada tahun 2021.
Jepang mengimpor hampir semua batubara yang dikonsumsinya, menjadikannya importir terbesar ketiga setelah India dan China, menurut data Administrasi Informasi Energi AS.
Baca juga: Pink Floyd Rilis Single Baru Hey Hey Rise Up, Karya Pertama dalam 28 Tahun untuk Dukung Ukraina
“Kami perlu mencari pemasok alternatif atau kami akan menghadapi kesulitan mengamankan batubara domestik yang dapat menyebabkan pemadaman listrik dan semacamnya. Kita perlu menghindari situasi seperti itu,” kata Hagiuda.
“Kami akan bekerja sama dengan sanksi Rusia tanpa membebani industri dalam negeri”.
Sanksi tambahan G7
Jepang akan mengoordinasikan tindakannya dengan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, setelah sekutu Kelompok Tujuh (G7) mengeluarkan pernyataan yang menjanjikan sanksi tambahan terhadap Rusia sebagai tanggapan atas dugaan pembunuhan massal warga sipil di Ukraina.
Baca juga: Beredar Video Diduga Pasukan Ukraina Mengeksekusi Tawanan Rusia di Jalan
Jepang beri tambahan sanksi untuk Rusia
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan pada Kamis (7/4/2022) bahwa Jepang akan mengungkap sanksi lebih lanjut terhadap Rusia untuk invasi ke Ukraina pada awal Jumat (8/4/2022) setelah berkoordinasi dengan sekutu G7 pada langkah hukuman lebih lanjut.