India Bersikap Netral terkait Invasi Rusia ke Ukraina, Biden Tekan PM Narendra Modi
New Delhi telah meningkatkan kekhawatiran di Washington khususnya dengan terus membeli minyak dan gas Rusia.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Presiden Joe Biden dan Perdana Menteri India Narendra Modi mengadakan pertemuan puncak virtual Senin (11/4/2022), saat AS diselimuti frustasi atas sikap netral New Delhi pada invasi Rusia ke Ukraina.
Mengutip AFP, Negara Asia Selatan itu mencoba berjalan di atas tali dengan mempertahankan hubungan dengan Barat dan menghindari mengasingkan Rusia, dan belum menjatuhkan sanksi atas perang.
New Delhi telah meningkatkan kekhawatiran di Washington khususnya dengan terus membeli minyak dan gas Rusia, meskipun ada tekanan dari Biden agar para pemimpin dunia mengambil garis keras terhadap Moskow.
Menjelang pembicaraan, pihak India mengatakan bahwa pertemuan itu akan memperkuat "kemitraan strategis global komprehensif" sekutu.
Sementara pihak Washington menyoroti "perang brutal Rusia melawan Ukraina dan mengurangi dampak destabilisasi."
Pernyataan AS yang lebih tajam menunjukkan bahwa Biden yang tegas akan menekan Modi untuk mengambil garis yang lebih kuat di Moskow selama panggilan tersebut.
Baca juga: Pilu Pengungsi Latino Lihat Warga Ukraina dengan Mudahnya Masuk AS: Mengapa Bukan Kami?
Namun Biden memulai pertemuan dengan memberi hormat "hubungan mendalam" antara kedua negara dan mengatakan dia ingin melanjutkan "konsultasi dekat" mereka mengenai perang, ketika Modi muncul di sampingnya di layar lebar.
Pemimpin India mengatakan kedua negara adalah "mitra alami," menggambarkan krisis Ukraina sebagai "sangat mengkhawatirkan" dan mengingat bahwa India mendukung pembicaraan antara Ukraina dan Rusia sambil memberikan bantuan medis ke Kyiv.
Biden dan Modi gagal mencapai kecaman bersama atas invasi Rusia ketika mereka terakhir berbicara pada awal Maret pada pertemuan yang disebut aliansi "Quad" Amerika Serikat, India, Australia dan Jepang.
New Delhi abstain ketika Majelis Umum PBB memilih minggu lalu untuk menangguhkan Rusia dari kursinya di Dewan Hak Asasi Manusia yang beranggotakan 47 orang atas tuduhan bahwa tentara Rusia di Ukraina terlibat dalam kejahatan perang.
Amerika Serikat telah memperingatkan bahwa negara mana pun yang secara aktif membantu Rusia menghindari sanksi internasional akan menderita "konsekuensi".
Namun ini tidak menghalangi India untuk bekerja sama dengan Rusia dalam mekanisme pembayaran rupee-rubel untuk menghindari sanksi perbankan, sambil memanfaatkan potongan harga minyak yang ditawarkan oleh produsen Rusia.
Sementara itu, perusahaan minyak India yang dikelola negara telah membeli setidaknya tiga juta barel minyak mentah dari Rusia sejak dimulainya invasi pada 24 Februari, yang bertentangan dengan embargo oleh negara-negara Barat.
Biden mengatakan pada 21 Maret bahwa India adalah pengecualian di antara sekutu Washington dengan tanggapannya yang "agak goyah" terhadap serangan Rusia.
Dalam Perang Dingin, India yang secara resmi non-blok condong ke Uni Soviet, dengan membeli jet tempur MiG-21 Rusia pertamanya pada tahun 1962.
Diduga hal ini sebagian karena dukungan AS untuk saingan beratnya, yakni Pakistan.