UPDATE Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-51, Berikut Ini Sejumlah Peristiwa yang Terjadi
Berikut ini Tribunnews.com rankum sejumlah peristiwa yang terjadi selama invasi Rusia ke Ukraina di hari ke-51 dikutip The Guardian.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Invasi Rusia ke Ukraina telah memasuki hari ke-51, Jumat (15/4/2022).
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan kapal penjelajah andalan Rusia, Moskva tenggelam di Laut Hitam di lepas pantai selatan Ukraina.
Masih belum jelas apakah kapal itu terkena persenjataan Ukraina.
Ukraina mengklaim hal tersebut, tetapi Rusia menyatakan bahwa kebakaran di kapal dan kemudian "kondisi laut badai" saat sedang ditarik ke pelabuhan adalah penyebabnya.
Baca juga: Pertukaran Tahanan dengan Rusia, 30 Warga Ukraina Dibebaskan Termasuk 8 Warga Sipil
Baca juga: China Tolak Seruan AS yang Minta Beijing Bujuk Rusia untuk Akhiri Perang Ukraina
Berikut ini Tribunnews.com rankum sejumlah peristiwa yang terjadi selama invasi Rusia ke Ukraina di hari ke-50 dikutip The Guardian.
Kapal penjelajah andalan Rusia tenggelam
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan kapal penjelajah andalan Rusia, Moskva tenggelam di Laut Hitam di lepas pantai selatan Ukraina.
Masih belum jelas apakah kapal itu terkena persenjataan Ukraina.
Ukraina mengklaim hal tersebut, tetapi Rusia menyatakan bahwa kebakaran di kapal dan kemudian "kondisi laut badai" saat sedang ditarik ke pelabuhan adalah penyebabnya.
Rusia hanya memiliki tiga kapal perang kelas unggulan ini, yang memiliki awak hampir 500 pelaut, dan hilangnya Moskva merupakan pukulan besar.
Mantan Direktur CIA David Petraeus menggambarkan pengakuan Rusia sebagai "momen kebenaran yang langka. Saya terkejut bahwa mereka mengakuinya," katanya kepada BBC.
Baca juga: UEA Kirim 50 Ton Bantuan Kemanusiaan dan Ambulans ke Ukraina
Baca juga: Hampir 85 Persen Korban Tewas di Bucha Ukraina Mengalami Luka Tembak
Putin diduga gunakan senjata nuklur taktis
Direktur CIA William Burns menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin diduga menggunakan senjata nuklir taktis atau senjata nuklir hasil rendah mengingat kemunduran militer dalam invasi ke Ukraina.
"Mengingat potensi keputusan Presiden Putin dan kepemimpinan Rusia, tidak ada dari kita yang dapat menganggap enteng ancaman yang ditimbulkan dari potensi penggunaan senjata nuklir taktis atau senjata nuklur hasil rendah," katanya selama pidato di Atlanta.