4 Orang Dari Kelompok Penentang Vaksinasi di Jepang, Termasuk Pemimpinnya Ditangkap Polisi
Seorang eksekutif penentang vaksinasi itu baru saja ditangkap karena dicurigai menyerang sebuah gedung tempat diselenggarakannya vaksinasi.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kepolisian Metropolitan Tokyo mengumumkan Rabu (20/4/2022) bahwa empat orang dari kelompok yang menentang vaksin ditangkap karena memasuki sebuah klinik di Daerah Shibuya, Tokyo, tempat dilakukannya vaksinasi virus corona baru.
Seorang eksekutif penentang vaksinasi itu baru saja ditangkap karena dicurigai menyerang sebuah gedung tempat diselenggarakannya vaksinasi.
Orang yang ditangkap adalah Hiroyuki Kuraoka (43), seorang eksekutif "YamatoQ Kai", sebuah organisasi yang menentang vaksinasi terhadap virus corona baru.
Menurut Kepolisian Metropolitan Tokyo, pada tanggal 7 April diduga di sebuah bangunan tersangka telah menyerbu tanpa ijin sebuah klinik di Daerah Shibuya, Tokyo, tempat anak-anak divaksinasi.
Empat orang yang terlibat dalam kelompok tersebut telah ditangkap atas insiden ini, tetapi sebagai hasil penyelidikan oleh Departemen Kepolisian Metropolitan, ditemukan bahwa Kuraoka juga dicurigai memasuki klinik bersama pada waktu itu.
Menurut orang-orang yang mengetahui masalah ini, klinik berada dalam keadaan kacau dan vaksinasi dihentikan selama sekitar satu jam, karena tersangka membuat suara keras sambil membagikan selebaran tentang vaksinasi.
Departemen Kepolisian Metropolitan sedang menyelidiki rincian dugaan upaya untuk mencegah vaksinasi.
Persetujuan atau ketidaksetujuan tersangka belum diungkapkan.
"YamatoQ kai" adalah organisasi yang berlokasi di Minato-ku, Tokyo, dan menurut situs webnya, ia memiliki lebih dari 20 cabang di Jepang selain kantor pusat di Tokyo.
Menurut penyelidik, itu dibentuk sekitar musim gugur tahun lalu dan sedang melakukan demonstrasi menentang vaksinasi terhadap virus corona baru di berbagai tempat.
Lebih dari 300 orang berkumpul di demonstrasi yang diadakan di Tokyo bulan lalu, mengklaim bahwa "tidak ada virus corona baru" atau "vaksin memiliki efek buruk pada tubuh".
Selain itu, Departemen Kepolisian Metropolitan dan lainnya memperkuat kewaspadaan mereka karena anggota bergegas ke tempat inokulasi massal vaksin seperti Tokyo Dome dan juga tampak memunculkan masalah di sana.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.