Rusia Sebut Zelensky Dipermainkan Barat, Akui Krisis Berakhir Jika Perjanjian Minsk Ditaati
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov mengatakan bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky digunakan Barat untuk melawan Rusia.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
Putin juga menuduh Ukraina melakukan genosida di Donbas.
Dua hari kemudian, pada 24 Februari 2022, Rusia melancarkan invasi ke Ukraina.
Serangan di Luhansk dan Donetsk
Tensi pertempuran di Donbas, yang meliputi Donetsk dan Luhansk, sedang meningkat.
Hal ini disampaikan Kementerian Pertahanan Inggris dalam pengarahan intelijen terbaru.
"Serangan Rusia di kota-kota di seluruh Ukraina menunjukkan niat mereka untuk mencoba dan mengganggu pergerakan bala bantuan dan persenjataan Ukraina ke timur negara itu," kata kementerian, dikutip dari Al Jazeera.
Pihaknya menambahkan bahwa aktivitas udara Rusia kemungkinan akan tetap rendah di Ukraina utara, tetapi "masih ada risiko serangan presisi pada target prioritas" di seluruh negeri.
Serangan Rusia telah merusak pipa gas di Kota Novodruzhesk di wilayah Luhansk, menurut kepala pemerintahan regional, Serhiy Gaidai.
Setelah tengah malam, katanya, Rusia juga menembaki dua bangunan tempat tinggal di dua area pusat kota.
Baca juga: Pemimpin Separatis Pro-Rusia: Republik Rakyat Donetsk Dukung Zaporizhzhia Pisahkan Diri dari Ukraina
Baca juga: Pengusaha Jerman Kompak Tolak Perintah Uni Eropa untuk Boikot Gas Rusia
Sementara itu, militer Ukraina mengatakan pertempuran dengan pasukan Rusia berlanjut di Kreminna di wilayah Luhansk, Kramatorsk di wilayah Donetsk, dan desa Zelena Dolyna di wilayah Dnipropetrovsk.
Alexander Stupun, juru bicara Staf Umum Angkatan Bersenjata, mengatakan perang juga berlanjut di Kharkiv timur, yang sebagian diblokir pasukan Rusia.
Namun menurutnya, Rusia kini fokus untuk merebut Kota Mariupol dan mengambil kendali penuh atas wilayah Luhansk dan Donetsk.
Dia menambahkan militer Ukraina menangkis 10 serangan dalam beberapa hari terakhir di dua wilayah.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)