Lanjutkan Upaya Kuasai Mariupol, Pasukan Rusia Bombardir Pabrik Azovstal
Ukraina mengatakan pasukan Rusia membombardir pabrik baja Azovstal di kota tenggara Mariupol. Rusia menembak dan melakukan operasi ofensif.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Inza Maliana
TRIBUNNEWS.COM - Ukraina mengatakan, pasukan Rusia berusaha menyerbu pabrik baja Azovstal yang berada di kota tenggara Mariupol yang terkepung pada Minggu (24/4/2022).
Pekan lalu, Presiden Rusia, Vladimir Putin sempat menyatakan kompleks pabrik baja itu tidak perlu diambil alih.
Namun, Komando angkatan bersenjata Ukraina menulis di Facebook bahwa pasukan Rusia menembak dan melakukan operasi ofensif di daerah Azovstal.
Rusia juga melakukan serangan udara terhadap infrastruktur sipil.
Serhiy Volyna, komandan pasukan brigade Marinir ke-36 Ukraina di Mariupol mengatakan dalam sebuah wawancara dengan seorang anggota parlemen oposisi yang ditayangkan di YouTube pada hari Minggu bahwa Rusia menyerang kompleks itu dengan pemboman udara dan artileri.
"Kami mengevakuasi korban, situasinya kritis. Kami memiliki sangat banyak orang yang terluka, (beberapa) sekarat, ini (situasi) yang sulit dengan senjata, amunisi, makanan, obat-obatan. Situasinya memburuk dengan cepat," kata Volyna, dilansir dari CNA.
Konstantin Ivaschenko, pejabat yang telah ditunjuk sebagai Walikota Mariupol oleh Rusia tetapi tidak diakui oleh Ukraina, membantah ada pertempuran yang terjadi di kota itu, dalam komentar yang dilaporkan media Rusia TASS pada hari Minggu.
Baca juga: Ancaman Zelensky pada Putin jika Rusia Bunuh 1 Tentara Terakhir Ukraina di Pabrik Baja Mariupol
Baca juga: Mantan Kanselir Gerhard Schroeder: Jerman Tidak Bisa Mengisolasi Rusia
Pabrik baja Azovstal adalah benteng utama Ukraina yang tersisa di Mariupol, sebuah kota yang telah mengalami pemboman berkelanjutan sejak dimulainya invasi Rusia pada 24 Februari.
Sebelumnya, penasihat presiden Ukraina Oleksiy Arestovych menulis di Facebook bahwa pasukan Rusia berusaha untuk menghabisi para pembela Azovstal yang bersembunyi di pabrik dengan jumlah lebih dari 1.000 warga.
Kemudian, pada hari Minggu, Arestovych mengatakan dalam pidato video yang dirilis oleh kantor presiden bahwa Ukraina menawarkan kepada Rusia putaran negosiasi khusus yang akan diadakan di Mariupol untuk membahas nasib warga sipil dan pasukan Ukraina yang masih terjebak di kota itu.
Negosiasi akan dimaksudkan untuk segera mengadakan gencatan senjata di Mariupol, koridor kemanusiaan beberapa hari, dan pembebasan atau pertukaran pejuang Ukraina yang terperangkap di pabrik Azovstal, kata Arestovych.
Pasukan Rusia mengepung pabrik Azovstal pada awal Maret dan secara bertahap menguasai sebagian besar kota.
Kamis lalu, Putin menyatakan bahwa Mariupol telah "dibebaskan" dan secara terbuka mengatakan kepada menteri pertahanannya untuk membatalkan penyerbuan pabrik Azovstal untuk menyelamatkan nyawa tentara Rusia.
Putin mengatakan pabrik itu harus "diblokir" sebagai gantinya.
Pernyataan Putin Sebelumnya
Presiden Rusia, Vladimir Putin memerintahkan militernya untuk membatalkan rencana menyerbu pabrik Azovstal di kota pelabuhan Mariupol, Ukraina, Kamis (21/4/2022).
Putin mengatakan, ingin pabrik itu terus diblokade secara tertutup.
Presiden Rusia memberi perintah pembatalan penyerbuan tersebut kepada Sergei Shoigu, menteri pertahanannya.
Baca juga: Pesawat Rusia, Termasuk Maskapai Sipilnya yang Menuju Suriah Dilarang Melintasi Wilayah Udara Turki
Baca juga: Gara-gara Media Rusia, Moskow Mulai Selidiki Keberadaan Pasukan Khusus Inggris di Ukraina
Sebelumnya, Shoigu mengatakan kepada Putin bahwa lebih dari 2.000 pejuang Ukraina masih bersembunyi di pabrik besar itu.
"Saya menganggap usulan penyerbuan zona industri tidak perlu," kata Putin kepada Shoigu, sebagaimana dilansir CNA.
"Aku memerintahkanmu untuk membatalkannya."
Putin mengatakan keputusannya untuk tidak menyerbu pabrik Azovstal dimotivasi oleh keinginan untuk melindungi nyawa tentara Rusia.
"Tidak perlu naik ke katakombe ini dan merangkak di bawah tanah melalui fasilitas industri ini," katanya.
"Blokir kawasan industri ini sehingga lalat tidak bisa lewat."
Putin juga meminta pejuang Ukraina yang tersisa di Azovstal yang belum menyerah, mengatakan Rusia akan memperlakukan mereka dengan hormat dan akan memberikan bantuan medis kepada mereka yang terluka.
Rusia mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari dalam apa yang disebutnya operasi khusus untuk menurunkan kemampuan militer tetangga selatannya dan membasmi orang-orang yang disebutnya nasionalis berbahaya.
Pasukan Ukraina telah melakukan perlawanan keras dan Barat telah memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Rusia dalam upaya untuk memaksanya menarik pasukannya.
(Tribunnews.com/Yurika)