Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anggap Rudal Balistik Sarmat Bukan Ancaman, Penyiar TV Ini Tuding AS Tak Akui Kekuatan Rusia

Seorang presenter televisi Rusia menyebut Amerika Serikat (AS) sedang menyangkal kekuatan militer Moskow.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
zoom-in Anggap Rudal Balistik Sarmat Bukan Ancaman, Penyiar TV Ini Tuding AS Tak Akui Kekuatan Rusia
Selebaran / Kementerian Pertahanan Rusia / AFP
Cuplikan video handout yang dirilis Kementerian Pertahanan Rusia pada 20 April 2022 menunjukkan peluncuran rudal balistik antarbenua Sarmat di lapangan pengujian Plesetsk, Rusia. Presiden Rusia mengatakan bahwa Rusia telah berhasil menguji rudal balistik antarbenua Sarmat, mengatakan generasi berikutnya yang mampu membawa muatan nuklir akan membuat musuh Kremlin "berpikir dua kali." 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang presenter televisi Rusia menyebut Amerika Serikat (AS) sedang menyangkal kekuatan militer Moskow.

Dmitry Kiselev, yang memandu acara Vesti Nedeli di Rosiyya TV milik pemerintah, mengatakan bahwa Moskow kecewa dengan reaksi Washinton terhadap uji coba rudal balistik antarbenua Sarmat.

Dia mengacu pada pernyataan Pentagon setelah Presiden Vladimir Putin mengumumkan keberhasilan Moskow meluncurkan RS-28 Sarmat, Rabu (20/4/2022) lalu.

Dilansir Newsweek, Pentagon ketika itu mengatakan bahwa rudal tersebut tidak dianggap sebagai ancaman bagi AS dan sekutunya. 

Cuplikan video handout yang dirilis Kementerian Pertahanan Rusia pada 20 April 2022 menunjukkan peluncuran rudal balistik antarbenua Sarmat di lapangan pengujian Plesetsk, Rusia. Presiden Rusia mengatakan bahwa Rusia telah berhasil menguji rudal balistik antarbenua Sarmat, mengatakan rudal yang mampu membawa muatan nuklir itu akan membuat musuh Kremlin
Cuplikan video handout yang dirilis Kementerian Pertahanan Rusia pada 20 April 2022 menunjukkan peluncuran rudal balistik antarbenua Sarmat di lapangan pengujian Plesetsk, Rusia. Presiden Rusia mengatakan bahwa Rusia telah berhasil menguji rudal balistik antarbenua Sarmat, mengatakan rudal yang mampu membawa muatan nuklir itu akan membuat musuh Kremlin "berpikir dua kali." (Handout / Russian Defence Ministry / AFP)

Baca juga: Putin Tuding Barat Hasut Ukraina untuk Bunuh Jurnalis Rusia

Baca juga: Duta Besar Uni Eropa Minta Indonesia untuk Tekan Rusia agar Hentikan Perang di Ukraina

"AS dengan gembira menyatakan bahwa mereka tidak menganggap pengujian rudal Sarmat sebagai ancaman atau peringatan sama sekali," kata Kiselev dalam segmen beritanya, Minggu (24/4/2022).

"Reaksinya seolah-olah mereka menyangkal kepentingan mendasar dari apa yang terjadi," katanya.

"Ini umumnya khas untuk fase pertama kesedihan: penyangkalan," imbuhnya.

Berita Rekomendasi

Dalam penampilannya di media televisi pemerintah, Presiden Putin menyebut rudal balistik antarbenua Sarmat sebagai "senjata yang sangat unik".

Dijuluki 'Satan 2'

RS-28 Sarmat adalah rudal balistik super berat termonuklir antarbenua Rusia berbahan bakar cair dilengkapi MIRV.

Senjata ini untuk menggantikan rudal sebelumnya yakni SS-18 Satan.

Menurut laporan Newsweek, dijuluki NATO sebagai 'Satan 2', Sarmat dianggap sebagai rudal balistik antarbenua Moskow yang paling kuat.

Kontainer kereta mengangkut Sarmat, rudal balistik antarbenua buatan Rusia.
Kontainer kereta mengangkut Sarmat, rudal balistik antarbenua buatan Rusia. (Russianspaceweb.com)

Rudal ini mampu membawa 10 atau lebih hulu ledak nuklir dan umpan dan memiliki kemampuan menyerang target yang terletak ribuan mil jauhnya.

Kompas melaporkan, Sarmat bahkan mampu mencapai Amerika Serikat (AS) atau Eropa karena jangkauannya yang luas.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas