Kesaksian Warga Ukraina yang Melihat Rekan-rekannya Tewas Ditembak Sniper di Kepala
Sekelompok warga di Ukraina berinisiatif mengumpulkan mayat-mayat yang bergelimpangan di jalan dan menguburkannya selama serangan Rusia.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, UKRAINA - Sekelompok warga di Ukraina berinisiatif mengumpulkan mayat-mayat yang bergelimpangan di jalan dan menguburkannya selama serangan Rusia.
Mereka adalah relawan yang di Kota Bucha, Ukraina.
Di kota ini sebelumnya banyak korban jiwa dari sipil yang meninggal dunia.
Salah seorang relawan tersebut adalah Vlad Minchenko.
Sebelum perang berlangsung dia seorang seniman tato yang berbasis di Bucha.
Minchenko masih menjadi relawan pengumpul mayat tiga pekan setelah Rusia mundur dari Bucha.
Ia mengaku telah mengevakuasi banyak sekali mayat.
“Saya telah mengumpulkan banyak sekali mayat, lebih dari 100,” kata Minchenko kepada Associated Press.
Baca juga: Lebih dari 420 Mayat Telah Ditemukan di Bucha Ukraina
Pekerjaan menyeramkan Minchenko dilakukan sejak Maret ketika Rusia menduduki daerah itu.
Terutama sejak mayat-mayat yang tergeletak di jalanan atau dibuang ke halaman rumah bertambah banyak hingga mengganggu, bahkan bagi tentara pendudukan.
Akan tetapi, pekerjaan mengumpulkan mayat ini memuat risiko tersendiri bagi Minchenko dan kawan-kawan.
Pasalnya, tentara Rusia kapan pun berpeluang mencurigai lalu mengeksekusi mereka.
“Kami diberi tahu (oleh tentara Rusia), ‘Pergilah ke sana, ada 15 mayat.’ Sedangkan (unit tentara) yang lain menyetop kami. Mereka menyuruh kami menghadap pagar. Kami mengatakan kami tidak akan mendekati pagar itu. ‘Jika kamu ingin menembak kami, tembaklah di sini, kami tak akan terbujur di dekat pagar,’” kata Minchenko mengenang kerja sukarelanya selama pendudukan.
Minchenko dan rekannya tak hanya bekerja atas permintaan Rusia.
Seringkali, warga setempat meminta mereka menyingkirkan mayat-mayat di dekat rumah mereka.
Minchenko dan kawan-kawannya pun menjadi saksi hidup pembantaian di Bucha yang kini tengah diselidiki sebagai dugaan kejahatan perang.
“Orang-orang berjalan kaki biasa atau bersepada, lalu penembak runduk (sniper) menembak mereka di kepala. Sebagian ditembak di pekarangan. Enam atau tujuh orang dengan tangan terikat di belakang juga ditembak tepat di kepala,” kata Minchenko.
Meskipun sudah terbiasa, Minchenko tak bisa melepaskan horor kerja sukarelanya begitu saja.
Hingga tiga pekan usai pendudukan Rusia di Bucha berakhir, ia masih sering bangun dengan tangan gemetaran.
Minchenko kini kerap membantu di kuburan, bantu menggali kubur sekaligus menenangkan keluarga yang ditinggalkan kerabat.
Pencarian dan identifikasi mayat di Bucha masih berlangsung bahkan hingga pekan ini.
Pekan lalu, otoritas Ukraina mengaku ada 420 mayat yang telah ditemukan di Bucha, jumlahnya masih bertambah.
Banyak Luka Tembak
Hampir 85 persen dari mayat penduduk yang tewas di Kota Bucha, wilayah Kiev Ukraina memiliki luka tembak pada tubuhnya.
Menurut Wali Kota Bucha Anatoliy Fedoruk ini menunjukkan pembunuhan berencana yang dilakukan secara sadar oleh Rusia.
"Hampir 85 persen dari semua mayat yang kami keluarkan dari kuburan massal atau penguburan individu di kebun, taman, alun-alun, pekarangan memiliki lubang peluru pada tubuhnya. Artinya, pembunuhan berencana secara sadar terjadi di Bucha," kata Fedoruk.
Dikutip dari laman Ukrinform, Jumat (15/4/2022), ia mengatakan bahwa pemindahan mayat dari kuburan massal di wilayah Gereja St. Andrew yang menjadi galian pertama kemungkinan akan selesai pada Jumat ini.
"Kami akan menyelesaikan pekerjaan ini, kami akan mengeluarkan mayat dan mengirimkan mereka ke kamar mayat untuk melakukan prosedur yang relevan. Sedangkan untuk kerabat yang akan mengambil mayat-mayat ini diharapkan menguburkan mereka secara tepat dan layak," jelas Fedoruk.
Sumber: Ukrinform/Associated Press/Kompas.TV