Lebih dari 1.000 Wanita dan Anak-anak Berada di Dalam Pabrik Azovstal yang Dikepung Tentara Rusia
Pernyataan ini disampaikan oleh Wakil Perdana Menteri Ukraina dan Menteri Reintegrasi Wilayah Pendudukan Sementara Iryna Vereshchuk.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MARIUPOL - Lebih dari 1.000 wanita dan anak-anak yang masih berada di dalam pabrik Azovstal di Kota Mariupol Ukraina.
Dimana ada 500 diantaranya yang terluka.
Pabrik baja ini masih dikepung oleh tentara Rusia.
Pernyataan ini disampaikan oleh Wakil Perdana Menteri Ukraina dan Menteri Reintegrasi Wilayah Pendudukan Sementara Iryna Vereshchuk.
"Militer kami tidak berencana untuk menyerah. Tapi, ada warga sipil, lebih dari 1.000 wanita, anak-anak dan lebih dari 500 terluka, termasuk mereka yang terluka parah. Mereka berhak keluar, kami telah menyampaikan informasi ini ke Rusia. Mereka tahu berapa banyak warga sipil yang tinggal di sana," kata Vereshchuk.
Baca juga: Rusia Tuduh Ukraina Sabot Jalur Evakuasi Warga Sipil dari Mariupol
Dikutip dari laman Ukrinform, Selasa (26/4/2022), ia mengatakan bahwa saat ini tidak mungkin untuk sampai ke sana.
Terlebih lagi untuk menciptakan koridor kemanusiaan karena pasukan Rusia terus membombardir dan meluncurkan serangan rudal ke daerah itu.
"Saya ingin seluruh komunitas internasional menyadari dan mengambil tindakan atas apa yang terjadi sekarang di dalam pabrik Azovstal. Mereka (Rusia) tidak ingin mengadakan pembicaraan apapun. Ini adalah kejahatan perang yang harus dihukum," tegas Vereshchuk.
Perlu diketahui, agresi bersenjata Rusia telah menyebabkan salah satu bencana kemanusiaan terburuk di kota Mariupol.
Pada 24 April lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berdiskusi dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan tentang perlunya evakuasi segera warga sipil dari Mariupol, termasuk dari Azovstal, dan pertukaran segera pasukan yang diblokir.