Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lebih dari 1.000 Wanita dan Anak-anak Berada di Dalam Pabrik Azovstal yang Dikepung Tentara Rusia

Pernyataan ini disampaikan oleh Wakil Perdana Menteri Ukraina dan Menteri Reintegrasi Wilayah Pendudukan Sementara Iryna Vereshchuk.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Lebih dari 1.000 Wanita dan Anak-anak Berada di Dalam Pabrik Azovstal yang Dikepung Tentara Rusia
AFP
Video handout yang diambil dari rekaman yang dirilis oleh Dewan Kota Mariupol pada 19 April 2022 menunjukkan awan asap mengepul di atas pabrik baja Azovstal dan gerbang galangan kapal Azov yang hancur, saat Rusia melanjutkan upayanya untuk merebut kota pelabuhan Mariupol yang terkepung. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, MARIUPOL - Lebih dari 1.000 wanita dan anak-anak yang masih berada di dalam pabrik Azovstal di Kota Mariupol Ukraina.

Dimana ada 500 diantaranya yang terluka.

Pabrik baja ini masih dikepung oleh tentara Rusia.

Pernyataan ini disampaikan oleh Wakil Perdana Menteri Ukraina dan Menteri Reintegrasi Wilayah Pendudukan Sementara Iryna Vereshchuk.

"Militer kami tidak berencana untuk menyerah. Tapi, ada warga sipil, lebih dari 1.000 wanita, anak-anak dan lebih dari 500 terluka, termasuk mereka yang terluka parah. Mereka berhak keluar, kami telah menyampaikan informasi ini ke Rusia. Mereka tahu berapa banyak warga sipil yang tinggal di sana," kata Vereshchuk.

Baca juga: Rusia Tuduh Ukraina Sabot Jalur Evakuasi Warga Sipil dari Mariupol

Dikutip dari laman Ukrinform, Selasa (26/4/2022), ia mengatakan bahwa saat ini tidak mungkin untuk sampai ke sana.

BERITA REKOMENDASI

Terlebih lagi untuk menciptakan koridor kemanusiaan karena pasukan Rusia terus membombardir dan meluncurkan serangan rudal ke daerah itu.

"Saya ingin seluruh komunitas internasional menyadari dan mengambil tindakan atas apa yang terjadi sekarang di dalam pabrik Azovstal. Mereka (Rusia) tidak ingin mengadakan pembicaraan apapun. Ini adalah kejahatan perang yang harus dihukum," tegas Vereshchuk.

Perlu diketahui, agresi bersenjata Rusia telah menyebabkan salah satu bencana kemanusiaan terburuk di kota Mariupol.

Pada 24 April lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berdiskusi dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan tentang perlunya evakuasi segera warga sipil dari Mariupol, termasuk dari Azovstal, dan pertukaran segera pasukan yang diblokir.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas