Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Walikota Mariupol: Pertempuran Sengit Terjadi di Pabrik Baja Azovstal, 30 Anak Menunggu Dievakuasi

Walikota Mariupol mengatakan pertempuran sengit sedang berlangsung di pabrik baja Azovstal. Lebih dari 30 anak-anak tengah menunggu dievakuasi.

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in Walikota Mariupol: Pertempuran Sengit Terjadi di Pabrik Baja Azovstal, 30 Anak Menunggu Dievakuasi
ABC News
Suasana Kota Mariupol yang terkepung pasukan Rusia. - Terjadi pertempuran sengit di pabrik baja Azovstal, dengan 30 anak menunggu dievakuasi. 

TRIBUNNEWS.COM - Walikota Mariupol mengatakan pertempuran sengit sedang berlangsung di pabrik baja Azovstal.

Pertempuran berlangsung dengan pasukan Ukraina telah melancarkan serangan terakhir terhadap pengepungan Rusia di kota pelabuhan tenggara, sebagaimana dilansir Al Jazeera.

Vadym Boichenko mengatakan di televisi nasional bahwa kontak telah terputus.

Sementara para pejuang Ukraina masih berada di pabrik era Soviet itu.

Lebih dari 30 anak-anak termasuk di antara puluhan warga sipil yang menunggu evakuasi dari lokasi tersebut.

Baca juga: Sanksi Baru Uni Eropa Usulkan Embargo Penuh Impor Minyak dari Rusia

Baca juga: Agresi Bersenjata Rusia Berdampak pada Lebih dari 627 Anak di Ukraina

Paus Fransiskus Ingin Bertemu Putin

Paus Fransiskus mengatakan ingin melakukan perjalanan ke Moskow untuk bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam upaya untuk menghentikan perang di Ukraina.

Berita Rekomendasi

Tetapi, keinginan Paus Fransiskus tersebut belum mendapat tanggapan dari Putin.

Frasiskus mengajukan permintaan untuk pertemuan melalui sekretaris negara Vatikan, Kardinal Pietro Parolin, 20 hari setelah Putin memerintahkan pasukan untuk memasuki Ukraina pada 24 Februari.

Hal itu disampaikan Paus Fransiskus dalam surat kabar Italia Corriere della Sera di sebuah wawancara yang diterbitkan pada Selasa (3/5/2022).

Para Paus selama beberapa dekade telah berusaha mengunjungi Moskow sebagai bagian dari upaya lama untuk memulihkan hubungan dengan Gereja Ortodoks Rusia, yang berpisah dengan Roma lebih dari 1.000 tahun yang lalu.

Tapi undangan tak kunjung datang.

“Tentu saja (ingin bertemu Putin), pemimpin Kremlin perlu menyediakan beberapa peluang,” kata Paus Fransiskus, seperti dikutip dari Al Jazeera.

Paus Fransiskus mengadakan audiensi umum di Aula Paulus VI di Vatikan. Rabu (5/1/2022). (Filippo MONTEFORTE/AFP)
Paus Fransiskus mengadakan audiensi umum di Aula Paulus VI di Vatikan. Rabu (5/1/2022). (Filippo MONTEFORTE/AFP) (AFP/FILIPPO MONTEFORTE)

"Tetapi kami masih belum mendapat tanggapan dan kami masih mendorong, bahkan saya khawatir Putin tidak dapat dan tidak ingin mengadakan pertemuan ini saat ini," tambahnya.

Menanggapi saran atas kunjungan ke ibukota Ukraina, Paus menjelaskan:

“Saya tidak akan pergi ke Kyiv sekarang, saya harus pergi ke Moskow terlebih dahulu, saya harus bertemu dengan Putin.”

Seruan Akhiri Perang

Selama wawancara, Fransiskus juga melaporkan percakapannya pada bulan Maret dengan Patriark Gereja Ortodoks Rusia Kirill, seorang pendukung setia invasi tersebut.

“Dengan kertas di tangan, dia membaca semua pembenaran untuk perang,” kata paus kepada Corriere.

“Saya mendengarkan dan mengatakan kepadanya: 'Saya tidak mengerti semua ini. Saudara, kami bukan ulama negara, kami tidak bisa menggunakan bahasa politik, tetapi bahasa Yesus. Untuk ini kami perlu menemukan jalan damai, untuk menghentikan tembakan senjata.'”

“Dia tidak bisa berubah menjadi putra altar Putin,” tambah Fransiskus.

Baca juga: Uni Eropa akan Melarang Minyak Rusia akibat Perang di Ukraina

Baca juga: Slovakia dan Hongaria Tolak Dukung Sanksi UE Terhadap Rusia

Kedua pemimpin agama itu seharusnya bertemu di Yerusalem, tetapi Vatikan membatalkan pertemuan itu untuk menghindari "kebingungan".

Fransiskus telah berulang kali menyerukan diakhirinya permusuhan di negara yang dilanda perang itu, tetapi tidak secara langsung mengkritik Putin.

Pada awal April, Fransiskus mengatakan beberapa “orang berkuasa, sayangnya terperangkap dalam klaim anakronistik dari kepentingan nasionalis, memprovokasi dan mengobarkan konflik”.

Fransiskus sering menyalahkan industri senjata, dan mengumumkan peningkatan pengeluaran pertahanan oleh Barat dalam beberapa pekan terakhir.

Tapi dia juga membela hak Ukraina untuk melindungi wilayah mereka dari invasi Rusia, sejalan dengan doktrin sosial Katolik.

Dia mengatakan kepada Corriere bahwa dia merasa dia terlalu disingkirkan untuk menilai moralitas memasok angkatan bersenjata Ukraina dari Barat.

Meski begitu, dia mencoba memahami mengapa Rusia bereaksi seperti itu.

"Kemarahan yang saya tidak tahu apakah Anda bisa mengatakan itu diprovokasi, tetapi mungkin difasilitasi," katanya.

(Tribunnews.com/Yurika)

Artikel terkait Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas