Evakuasi Warga Sipil dari Pabrik Besi Tuntas, Ukraina Klaim Masih Ada Perawat yang Tertinggal
Upaya evakuasi ini mengakhiri babak drama mengerikan, di mana ribuan warga sipil terperangkap selama berminggu-minggu di tengah serangan Rusia.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Gubernur Luhansk mengungkapkan, pasukan Rusia juga mengebom sebuah sekolah di wilayah timur Luhansk, menjebak puluhan orang di puing-puing bangunan.
Sedangkan seorang pejabat Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan, fasilitas perawatan kesehatan di Ukraina mengalami lebih dari 200 serangan sejak perang di mulai, yang menegaskan serangan itu sebagai kejahatan perang.
Ketika perang di Ukraina semakin mengganas, para pemimpin Barat terus menawarkan dukungan kepada Ukraina, dan upaya untuk menekan pasukan Rusia agar menghentikan serangannya.
Zelensky dijadwalkan menjadi bagian dari pertemuan virtual pada hari ini (8/5/2022) dengan presiden AS Joe Biden dan kepala negara-negara G7, untuk membahas perkembangan di Ukraina dan kemungkinan sanksi tambahan yang akan dikenakan pada Rusia.
Pengungsi Ukraina
Ibu negara AS, Jill Biden yang sedang melakukan perjalanan empat hari ke Eropa Timur, berada di Rumania pada Sabtu kemarin.
Di sana dia bertemu dengan ibu dan anak pengungsi Ukraina yang meninggalkan rumah mereka dan memulai perjalanan untuk melarikan diri ke tempat yang lebih aman.
Kisah pengungsi Ukraina ini membuat Jill Biden prihatin, dan ia menyuarakan keprihatinannya dengan menyebut krisis pengungsi “terus berlanjut”.
Jill Biden dan ibu negara Rumania Carmen Iohannis, mengunjungi sebuah sekolah di Bucharest, ibu kota Rumania, di mana mereka bertemu dengan anak-anak yang sedang mengerjakan proyek seni.
Baca juga: Rusia Waspadai Operasi Palsu Serangan Rudal Ukraina di Perayaan Victory Day
Mila, seorang anak berusia 7 tahun dari Ukraina, menulis sebuah pesan di proyeknya yang diterjemahkan oleh gurunya sebagai “Saya ingin kembali ke ayah saya.”
Seorang anak berusia 5 tahun yang belum bisa menulis, menggambar yang menurut gurunya menyampaikan pesan “Saya ingin segera pergi ke Odessa. Itu keinginan saya”.
Sementara seorang ibu asal Ukraina yang pernah menjadi guru di negara tersebut, melarikan diri ke Rumania bersama anaknya yang baru berusia 3 tahun pada Maret lalu, di tengah pengeboman yang melanda kota mereka.
Dia mengatakan, orang-orang Rumania sangat luar biasa dalam menawarkan bantuan kepada para pengungsi.