Evakuasi Warga Sipil dari Pabrik Besi Tuntas, Ukraina Klaim Masih Ada Perawat yang Tertinggal
Upaya evakuasi ini mengakhiri babak drama mengerikan, di mana ribuan warga sipil terperangkap selama berminggu-minggu di tengah serangan Rusia.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, KYIV - Pejabat Ukraina mengatakan, warga sipil Ukraina yang terdiri dari wanita, anak-anak dan orang tua telah dievakuasi dari pabrik besi dan baja Azovstal yang terletak di kota Mariupol.
Ini mengakhiri babak drama mengerikan, di mana ribuan warga sipil terperangkap selama berminggu-minggu di tengah serangan Rusia.
Dikutip dari The Washington Post, melalui postingan Telegram Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk mengabarkan operasi kemanusiaan di Mariupol telah selesai.
Seorang pejuang Ukraina yang masih bersembunyi di Kota Mariupol dan seorang pemimpin polisi regional melaporkan, tiga orang tewas selama proses evakuasi pada hari Jumat (6/5/2022) kemarin.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada Sabtu kemarin, ia sedang melakukan upaya diplomatik untuk mencoba membebaskan para pejuang Ukraina yang tersisa serta petugas medis yang terluka, walaupun ia mengakui langkah seperti itu sulit untuk dilakukan.
Baca juga: Evakuasi Warga Sipil yang Terjebak di Pabrik Baja Mariupol Tuntas, 51 Orang Terselamatkan
Zelensky menambahkan, setidaknya 300 wanita dan anak-anak telah diselematkan dari pabrik tersebut, dan pihak berwenang akan berupaya menyediakan koridor kemanusiaan bagi warga sipil yang terperangkap di bagian lain Mariupol.
Serangan Mariupol telah menjadi simbol tragedi terburuk yang menimpa rakyat Ukraina selama invasi Rusia yang dimulai pada Februari lalu.
Baca juga: Rusia Mengebom Sekolah di Luhansk Tempat Puluhan Orang Berlindung, 30 Warga Sudah Dievakuasi
Sementara sebagain besar penduduk Mariupol telah keluar untuk menyelamatkan diri, banyak keluarga yang tetap bersembunyi di bawah kompleks beberapa bangunan dan labirin terowongan.
Pelarian warga Mariupol sebelumnya menggambarkan, bagaimana mereka hidup selama lebih dari sebulan tanpa sinar matahari, di tengah ketakutan terhadap perang dan persediaan makanan yang kian berkurang.
Baca juga: Besok 77 Pesawat dan Helikopter akan Terbang di Langit Moskow Tandai Hari Kemenangan Rusia
Sedangkan Rusia masih bertekad untuk merebut pabrik, bagian terakhir di Mariupol yang berada di bawah perlindungan pasukan Ukraina.
Menguasi Mariupol akan memungkinkan Rusia untuk membangun jembatan darat dengan wilayah Krimea.
Pertempuran berlanjut di wilayah timur Ukraina selama akhir pekan, dengan Ukraina yang menuduh pasukan Rusia telah meledakan tiga jembatan di timur laut Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina.
Sementara itu, di wilayah selatan pasukan Rusia meluncurkan rudal jelajah di pelabuhan Odessa, yang menurut laporan militer Ukraina warga sipil telah menjadi korban serangan rudal tersebut.
Gubernur Luhansk mengungkapkan, pasukan Rusia juga mengebom sebuah sekolah di wilayah timur Luhansk, menjebak puluhan orang di puing-puing bangunan.
Sedangkan seorang pejabat Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan, fasilitas perawatan kesehatan di Ukraina mengalami lebih dari 200 serangan sejak perang di mulai, yang menegaskan serangan itu sebagai kejahatan perang.
Ketika perang di Ukraina semakin mengganas, para pemimpin Barat terus menawarkan dukungan kepada Ukraina, dan upaya untuk menekan pasukan Rusia agar menghentikan serangannya.
Zelensky dijadwalkan menjadi bagian dari pertemuan virtual pada hari ini (8/5/2022) dengan presiden AS Joe Biden dan kepala negara-negara G7, untuk membahas perkembangan di Ukraina dan kemungkinan sanksi tambahan yang akan dikenakan pada Rusia.
Pengungsi Ukraina
Ibu negara AS, Jill Biden yang sedang melakukan perjalanan empat hari ke Eropa Timur, berada di Rumania pada Sabtu kemarin.
Di sana dia bertemu dengan ibu dan anak pengungsi Ukraina yang meninggalkan rumah mereka dan memulai perjalanan untuk melarikan diri ke tempat yang lebih aman.
Kisah pengungsi Ukraina ini membuat Jill Biden prihatin, dan ia menyuarakan keprihatinannya dengan menyebut krisis pengungsi “terus berlanjut”.
Jill Biden dan ibu negara Rumania Carmen Iohannis, mengunjungi sebuah sekolah di Bucharest, ibu kota Rumania, di mana mereka bertemu dengan anak-anak yang sedang mengerjakan proyek seni.
Baca juga: Rusia Waspadai Operasi Palsu Serangan Rudal Ukraina di Perayaan Victory Day
Mila, seorang anak berusia 7 tahun dari Ukraina, menulis sebuah pesan di proyeknya yang diterjemahkan oleh gurunya sebagai “Saya ingin kembali ke ayah saya.”
Seorang anak berusia 5 tahun yang belum bisa menulis, menggambar yang menurut gurunya menyampaikan pesan “Saya ingin segera pergi ke Odessa. Itu keinginan saya”.
Sementara seorang ibu asal Ukraina yang pernah menjadi guru di negara tersebut, melarikan diri ke Rumania bersama anaknya yang baru berusia 3 tahun pada Maret lalu, di tengah pengeboman yang melanda kota mereka.
Dia mengatakan, orang-orang Rumania sangat luar biasa dalam menawarkan bantuan kepada para pengungsi.