Produk Drone Iran Tak Terbendung, AS Coba Menghalangi Lewat Sanksi
Drone atau pesawat tak berawak produksi Iran ada yang mampu menjangkau jarak 4.000 kilometer.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN - Seorang legislator senior Iran, Mohammad Hassan Asqari, menggambarkan kemampuan drone negaranya tidak dapat dinegosiasikan.
AS pun tidak dapat menghalangi kemajuan Iran dalam produksi drone. Washington sedang berusaha menegosiasikan soal itu terkait pembicaraan nuklir di Wina.
Dikutip dari Fars News Agency (FNA), Minggu (8/5/2022), AS menggambarkan Teheran sebagai ancaman, dan menjatuhkan sanksi pada industri pesawat tak berawak negara itu.
Asqari menambahkan pesawat tak berawak Iran mungkin telah mengubah Republik Islam Iran menjadi kekuatan regional.
Pesawat tak berawak penghindar radar negara itu mampu melakukan penerbangan jarak jauh dan pengintaian dan terlibat dalam operasi tempur, termasuk membom target musuh.
Baca juga: Iran Jatuhkan Sanksi Terhadap 24 Orang AS atas Tuduhan Terorisme dan Pelanggaran HAM
Baca juga: Teheran Segera Eksekusi Dokter Berkewarganegaraan Warga Swedia-Iran, Dituduh Jadi Spion Israel
Baca juga: IRGC:Ilmuwan Nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh Dibunuh dengan Senjata Canggih yang Dikendalikan Satelit
Asqari mengatakan UAV Republik Islam mampu menghindari system perisai rudal Iron Dome rezim Zionis. Karena itu Israel dan AS sangat khawatir perkembangan ini.
Dia menambahkan Iran siap untuk berbagi pengetahuan drone dengan negara-negara regional.
Asqari mengatakan AS harus tahu industri drone Iran tidak dapat dihentikan. AS serta rezim Israel yang khawatir sementara mereka merupakan sumber ketidakstabilan regional.
Komentarnya muncul sehari setelah Dewan Perwakilan Rakyat AS mengesahkan RUU yang menuntut diakhirinya produksi drone Iran.
Drone Iran Jangkau 4.000 Kilometer
Awal pekan ini, legislator senior Iran lainnya, Abolfazl Aboutorabi, mengatakan drone yang dibuat oleh para ahli negara itu dapat menggantikan pesawat tempur berawak dalam situasi pertempuran nyata.
Dia juga mengatakan bahwa drone buatan Iran yang digunakan oleh gerakan perlawanan telah membuat rezim Zionis tidak berdaya.
Republik Islam Iran saat ini menjadi satu dari empat kekuatan di dunia dalam pembuatan pesawat tak berawak.
Anggota parlemen itu menambahkan Republik Islam Iran telah memproduksi 59 jenis drone, termasuk UAV yang dapat terbang sejauh 4.000 kilometer.
Penjelasan kemajuan Iran disampaikan Wakil Menteri Pertahanan dan Kepala Organisasi Industri Penerbangan Iran (IAIO) Brigadir Jenderal Kedua Afshin Khajeh Fard Desember tahun lalu.
Ia mengatakan, drone Iran disukai oleh banyak pelanggan di pasar. Kelompok Houthi Yaman dan Hamas Jalur Gaza diduga dua di antara pengguna drone produksi Iran.
“Dalam industri penerbangan, kami tidak berpikir bahwa akan ada begitu banyak pelanggan untuk drone Iran,” kata Jenderal Khajeh Fard.
Dia menambahkan Iran juga telah mampu memproduksi rem udara, mencatatsaat ini banyak negara terkenal di industri penerbangan meminta kerjasama produksi bersama rem udara.
Jenderal Khajeh Fard mengatakan ini menunjukkan kecenderungan global terhadap produk-produk industri penerbangan kementerian pertahanan Iran.
Perkembangan lain, Komandan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Angkatan Laut Laksamana Muda Alireza Tangsiri menyatakan pasukannya dalam kondisi tertinggi mempertahankan perairan dan perbatasan Iran.
Angkatan Laut IRGC telah mencapai tingkat kesiapan tempur sedemikian rupa sehingga jika musuh ingin menimbulkan ancaman di laut terhadap kepentingan negara, mereka akan menerima tanggapan tegas.
“Perjuangan kami melawan arogansi dan penindas global, termasuk AS dan rezim Zionis, didasarkan pada prinsip dan ajaran Al-Qur’an. Kami tidak menindas siapa pun dan kami tidak akan menyerah pada penindasan apa pun,” katanya.
Dia mengatakan pasukan angkatan laut IRGC telah mencapai puncak kesiapan untuk membela kepentingan negara dengan sekuat tenaga.
Juga, akhir bulan lalu, Laksamana Muda Tangsiri mengatakan keamanan kawasan Teluk Persia harus dijaga hanya oleh negara-negara Kawasan tersebut.
Laksamana Muda Tangsiri mengatakan bahwa orang asing telah hadir di Teluk Persia sejak bertahun-tahun yang lalu dan kehadiran mereka membuktikan pentingnya wilayah ini.
AS dan negara-negara trans-regional tidak memiliki tempat di sini; Republik Islam akan dengan kejam menanggapi siapa pun atau negara mana pun yang mencoba menciptakan hambatan untuk melayani “kepentingan kita di Teluk Persia,” kata Tangsiri.
Angkatan Laut IRGC sepenuhnya mengamati Teluk Persia, Selat Hormuz, semua pantai utara dan selatan dan semua gerakan musuh dan orang asing di perairan Teluk Persia.(Tribunnews.com/FNA/xna)