Pukul Rusia dengan Sanksi Baru, Inggris Naikkan Tarif Impor Platinum dan Paladium
Inggris bersama sekutu Baratnya telah menjatuhkan sanksi yang menargetkan ekonomi Rusia, sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Inggris memberlakukan sanksi perdagangan baru terhadap Rusia dan Belarusia, dengan menaikkan tarif impor platinum dan paladium.
Rusia merupakan produsen utama paladium dunia dan pengekstrak platinum terbesar kedua di dunia.
Pemerintah Inggris mengumumkan, tarif impor berbagai produk akan dinaikan sebesar 35 persen, bersama dengan larangan ekspor produk seperti bahan kimia, plastik, karet dan mesin ke Rusia.
Baca juga: Inggris akan Berikan Bantuan Tambahan Senilai Rp23,2 Triliun untuk Ukraina
Inggris bersama sekutu Baratnya telah menjatuhkan sanksi yang menargetkan ekonomi Rusia, sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina.
Inggris telah menjatuhkan sanksi, setidaknya kepada lebih dari 1.000 individu dan bisnis Rusia.
Dikutip dari situs Reuters.com, Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak mengungkapkan, nilai produk yang dikenai sanksi Inggris diperkirakan mencapai lebih dari 4 miliar poundsterling. Sunak mengatakan ini adalah sebuah langkah untuk menggagalkkan upaya perang Rusia.
“Bekerja sama dengan sekutu kami, kami dapat dan akan menggagalkan ambisi Putin,” kata Sunak dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Rusia Makin Gencar Lancarkan Serangan Udara ke Ukraina, 60 Orang yang Berlindung di Sekolah Tewas
Sunak menambahkan, invasi Rusia ke Ukraina yang menyebabkan penderitaan dalam skala besar harus segera dihentikan.
Ini merupakan gelombang ketiga sanksi yang diberlakukan oleh pemerintah Inggris, sejak invasi Rusia ke Ukraina yang dimulai pada Februari lalu.
Inggris telah berusaha menghukum Rusia melalui berbagai sanksi. Pada minggu lalu, pemerintah Inggris telah menjatuhkan sanksi kepada pembuat baja multinasional, Evraz yang sebagian sahamnya dimiliki oleh miliarder Rusia Roman Abramovich.