Milisi Suriah Proksi Turki Tewaskan 10 Tentara Damaskus di Dekat Aleppo
Sebuah rudal diduga antitank (ATGM) menghantam sebuah bus yang membawa mereka di dekat kota Anjara di pedesaan barat Aleppo, Suriah.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, ALEPPO – Sebanyak 10 tentara Pasukan Pertahanan Nasional Suriah (NDF) tewas, dan sedikitnya 9 lainnya terluka, Jumat (13/5/2022).
Sebuah rudal diduga antitank (ATGM) menghantam sebuah bus yang membawa mereka di dekat kota Anjara di pedesaan barat Aleppo, Suriah.
Front Nasional untuk Pembebasan (NFL) yang didukung Turki mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Ini serangan paling mematikan yang menargetkan pasukan pemerintah Damaskus di bagian Suriah ini dalam dua tahun terakhir.
Kelompok itu mengatakan bahwa para pejuangnya menargetkan bus dengan peluru kendali antitank (Antitank Guided Missile/ATGM).
Baca juga: Presiden Suriah Bashar Assad Temui Ayatollah Ali Khamenei dan Presiden Iran Ebrahim Raisi
Baca juga: Presiden Turki Erdogan Berencana Kirim Pulang Satu Juta Pengungsi Suriah
Baca juga: Damaskus Peringatkan Rusia: Amerika Bisa Pindahkan Teroris dari Suriah ke Ukraina
Rudal itu diluncurkan dari wilayah Greater Idlib, tempat gencatan senjata yang ditengahi Rusia dan Turki diberlakukan. NFL adalah proksi terbesar Turki di wilayah tersebut.
Para korban serangan itu semuanya dari kota Nubl dan al-Zahraa di pedesaan Aleppo utara. Cabang NDF di dua kota Syiah itu memiliki hubungan dekat dengan Hizbullah Lebanon dan Korps Pengawal Revolusi Islam Iran.
Serangan Balasan Militan Turki
Serangan itu tampaknya merupakan tanggapan terhadap serangan ATGM baru-baru ini yang menargetkan bus antar-jemput NFL di Dataran al-Ghab di pedesaan barat laut Hama.
Serangan itu, yang terjadi pada 8 Mei, merenggut nyawa enam militan yang didukung Turki dan melukai empat lainnya.
Serangan mematikan, yang merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap gencatan senjata Idlib Raya, kemungkinan besar tidak akan dibiarkan begitu saja.
Tentara Arab Suriah dan sekutunya selalu menanggapi pelanggaran tersebut dengan kekerasan.
Penghentian semua operasi militer besar di Greater Idlib jelas telah menguatkan para militan yang menduduki wilayah tersebut, terutama Hay'at Tahrir al-Sham dan NFL yang berafiliasi dengan al-Qaeda.
Siaran televisi Al-Ikhbariya menyebutkan, insiden itu terjadi pada Jumat pagi.