Seorang Pemimpin ISIS di Suriah Tewas dalam Serangan Drone Amerika
Serangan pesawat tak berawak (drone) Amerika Serikat (AS) menewaskan Usamah al-Muhajir, seorang pemimpin ISIS di Suriah, Jumat (7/7/2023).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Serangan pesawat tak berawak (drone) Amerika Serikat (AS) menewaskan seorang pemimpin ISIS di Suriah, Kamis (6/7/2023).
Di saat yang sama, Departemen Pertahanan AS mengatakan jet militer Rusia berusaha menggangu operasi drone MQ-9 Reaper di negara itu.
Dikutip AP News, ada tiga drone MQ-9 Reaper yang mengitari wilayah tersebut mencari keberadaan militan.
"Mereka diganggu selama hampir dua jam oleh jet Rusia," ungkap pejabat pertahanan AS.
Tak lama setelah itu, drone menyerang dan membunuh Usamah al-Muhajir, yang sedang mengendarai sepeda motor di wilayah Aleppo.
Pejabat itu mengatakan al-Muhajir berada di Suriah barat laut pada saat penyerangan, tetapi dia biasanya beroperasi di timur.
“Kami telah memperjelas bahwa kami tetap berkomitmen untuk mengalahkan ISIS di seluruh wilayah,” kata Jenderal Michael Kurilla, seorang komandan Komando Pusat, dalam sebuah pernyataan, Minggu (9/7/2023), dikutip NY POST.
Baca juga: Sosok Ryyan Alshebl, Pengungsi Suriah Dilantik jadi Wali Kota di Jerman, Masih Berusia 29 Tahun
Belum jelas bagaimana militer AS memastikan bahwa orang yang terbunuh adalah al-Muhajir.
Tidak ada detail lain yang diberikan oleh pihak terkait.
Para pejabat AS telah beberapa kali mengeluhkan keberadaan jet tempur Rusia di wilayah tersebut.
Mereka mengatakan pesawat itu melakukan penerbangan "yang tidak aman" dan mengganggu di sekitar drone Amerika.
"Pesawat Rusia menerbangkan 18 lintasan jarak dekat yang tidak profesional yang menyebabkan MQ-9 bereaksi untuk menghindari situasi yang tidak aman," ungkap Letnan Jenderal Alex Grynkewich, kepala Komando Pusat Angkatan Udara AS,
Laksamana Muda Oleg Gurinov, kepala Pusat Rekonsiliasi Rusia untuk Suriah, mengatakan pekan lalu bahwa militer Rusia dan Suriah telah memulai pelatihan bersama selama enam hari.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)