Taliban Larang Pria dan Wanita Makan Bersama di Restoran Kota Herat, Termasuk Suami Istri
Taliban mengatakan bahwa pria dan wanita di kota Herat Afghanistan dilarang makan bersama atau berjalan-jalan di taman, termasuk pasangan suami istri.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Nuryanti
![Taliban Larang Pria dan Wanita Makan Bersama di Restoran Kota Herat, Termasuk Suami Istri](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/taliban-wajibkan-perempuan-afghanistan-pakai-burqa_20220510_080028.jpg)
Selama beberapa bulan terakhir, para pemimpin Taliban, khususnya dari Kementerian Penyebaran Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan, telah mengumumkan banyak pembatasan baru, bahkan ketika kritik dan tekanan internasional meningkat terhadap mereka.
Pada bulan Desember, kementerian, yang menggantikan Kementerian Urusan Perempuan Afghanistan, memberlakukan pembatasan pada perempuan untuk bepergian lebih jauh dari 72km tanpa kerabat dekat laki-laki.
Baca juga: Berita Foto : Melihat Aturan Taliban Wajibkan Perempuan Afghanistan Pakai Burqa
Baca juga: Selain Shireen Abu Akleh, Berikut 45 Jurnalis yang Tewas di Tangan Pasukan Israel Sejak Tahun 2000
“Berbulan-bulan dalam masa kekuasaan mereka di Afghanistan, Taliban telah memberlakukan salah satu aspek paling ikonik dari kekuasaan mereka dari tahun 1990-an, yang memaksa perempuan untuk menutupi wajah mereka di depan umum, dan itu jelas ditujukan untuk mengendalikan perempuan yang telah menjadi pemimpin. bagian populasi yang paling merepotkan,” kata Kate Clark dari Jaringan Analis Afghanistan.
“Jika kita melihat salah satu demonstrasi yang terjadi sejak Agustus ketika Taliban mengambil alih, perempuan dan anak perempuan berada di garis depan, dan ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa perempuan tidak memiliki wajah publik."
"Taliban percaya bahwa tempat wanita itu adalah di rumah. Dia tidak boleh keluar tanpa kerabat dekat laki-laki, dan jika dia keluar, dia harus menutupi wajahnya,” katanya kepada Al Jazeera.
Pembatasan ini semakin diperluas, yang mencakup bepergian ke luar negeri, dan beberapa pelancong wanita dilaporkan dihentikan dari naik pesawat.
Larangan serupa juga diberlakukan di beberapa pusat kesehatan di seluruh negeri, melarang perempuan mengakses layanan kesehatan tanpa mahram (pendamping laki-laki).
Pada bulan Januari, sekelompok 36 pakar hak asasi manusia PBB mengatakan bahwa para pemimpin Taliban di Afghanistan melembagakan diskriminasi dan kekerasan berbasis gender skala besar dan sistematis terhadap perempuan dan anak perempuan.
"Kami prihatin dengan upaya terus menerus dan sistematis untuk mengecualikan perempuan dari bidang sosial, ekonomi, dan politik di seluruh negeri," kata para ahli dalam sebuah pernyataan.
(Tribunnews.com/Yurika)