Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Presiden Sri Lanka Rajapaksa Lantik Empat Menteri Kabinet Baru

Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa melantik empat menteri kabinet baru pada Sabtu (14/5/2022).

Penulis: Rica Agustina
Editor: Daryono
zoom-in Presiden Sri Lanka Rajapaksa Lantik Empat Menteri Kabinet Baru
AFP
Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa - Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa melantik empat menteri kabinet baru pada Sabtu (14/5/2022). 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa melantik empat menteri kabinet baru pada Sabtu (14/5/2022), AP News melaporkan.

Rajapaksa mengambil sumpah Menteri Luar Negeri, Menteri Administrasi Publik dan Urusan Dalam Negeri, Menteri Pembangunan Perkotaan dan Kekuasaan dan Menteri Energi, kata sebuah pernyataan dari kantor presiden.

Keempat menteri itu berasal dari Partai Podujana Peramuna milik Presiden Sri Lanka.

Adapun pelantikan keempat menteri tersebut terjadi dua hari setelah Presiden Gotabaya Rajapaksa mengangkat kembali Ranil Wickremesinghe sebagai Perdana Menteri untuk kelima kalinya.

Wickremesinghe diketahui berasal dari Partai Persatuan Nasional.

Baca juga: Kemlu RI Ungkap Kondisi Ratusan WNI di Sri Lanka Pasca Bentrok Akibat Krisis Ekonomi

Baca juga: Presiden Sri Lanka akan Tunjuk Perdana Menteri dan Kabinet Baru Pekan Ini

Rajapaksa mencari pemerintahan persatuan pada awal April tetapi partai politik oposisi terbesar, Angkatan Bersatu Rakyat, atau SJB, segera menolak proposal tersebut.

Negara kepulauan di Samudra Hindia itu berada di ambang kebangkrutan dan telah menangguhkan pembayaran pinjaman luar negerinya sambil menunggu negosiasi paket penyelamatan dengan Dana Moneter Internasional.

Berita Rekomendasi

Sri Lanka perlu membayar utang luar negeri sebesar 7 miliar dolar tahun ini dari 25 miliar dolar yang jatuh tempo pada tahun 2026.

Total utang luar negerinya (ULN) adalah 51 miliar dolar.

Kementerian Keuangan mengatakan negara itu saat ini hanya memiliki 25 juta dolar dalam cadangan devisa yang dapat digunakan.

Selama beberapa bulan, warga Sri Lanka mengalami antrean panjang untuk membeli bahan bakar, gas untuk memasak, makanan dan obat-obatan, yang sebagian besar berasal dari luar negeri.

Kekurangan tersebut telah menghambat bahan mentah untuk manufaktur dan memperburuk inflasi, yang melonjak menjadi 18,7 persen di bulan Maret.

Kondisi ekonomi Sri Lanka telah membawa krisis politik, dengan pemerintah menghadapi protes luas selama beberapa minggu.

Pihak berwenang pada hari Rabu mengerahkan kendaraan lapis baja dan pasukan di jalan-jalan ibu kota setelah serangan terhadap pengunjuk rasa memicu gelombang kekerasan di seluruh negeri.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas