Kolonel Iran Perwira Pasukan Quds Ditembak Mati di Depan Rumahnya di Teheran
Pembunuhan Sayyid Khodai ini serangan paling signifikan sejak pembunuhan ilmuwan nuklir Mohsen Fakhrizadeh di Teheran pada 2020.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
Saluran berita itu juga mengatakan Khodayari berada di balik rencana pembunuhan lima warga Israel di Siprus yang terungkap November lalu. Channel 12 menambahkan, Khodayari baru saja kembali dari Suriah.
Dia dilaporkan bertugas di negara itu di bawah komando mantan komandan Pasukan Quds IRGC, Mayor Jenderal Qassem Soleimani, yang terbunuh dalam serangan pesawat tak berawak AS di Irak pada Januari 2020.
Sebuah sumber keamanan Iran dikutip Jadeh Iran mengatakan Khodayari memainkan peran penting dalam industri militer Iran, terutama ketika menyangkut drone.
Outlet berita juga mengungkapkan perwira senior itu terlibat dalam transfer senjata ke Suriah.
Sifat pekerjaan Khodayari dan metode yang digunakan untuk membunuhnya menunjukkan dinas rahasia Israel Mossad, berada di balik pembunuhan itu.
IRGC menyalahkan pembunuhan itu pada "musuh revolusi" dan "pengikut arogansi global" sebagai petunjuk kepada Israel dan AS.
Kantor Berita Nour, yang berafiliasi dengan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran mengatakan pembunuhan Khodayari telah melewati garis merah, dan mereka yang bertanggung jawab akan membayar harga mahal.
Pembunuhan Khodayari jelas akan menyebabkan lebih banyak ketegangan antara Iran dan baik Israel maupun AS. Tanggapan Iran tampaknya tak terelakkan.
Israel mungkin telah mengatur pembunuhan itu untuk menyabotase pembicaraan AS-Iran yang sedang berlangsung untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015.
Juru bicara Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Brigadir Jenderal Ramezan Sharif mengatakan Iran tidak akan pernah menolerir serangan pasukan Israel di pangkalan-pangkalan dekat Iran.
Republik Islam Iran menurutnya akan memberi respon menghancurkan. “Kami tidak akan pernah mengalah sedikit pun kata Sharif.
Dalam sambutan yang relevan pada Maret, Komandan IRGC Mayor Jenderal Hossein Salami memperingatkan negara-negara Arab Teluk Persia terhadap ancaman Israel terhadap keamanan wilayah tersebut.
"Sayangnya, beberapa rezim di selatan Teluk Persia telah menjalin hubungan politik dan keamanan dengan rezim Zionis,” kata Jenderal Salami sambil merujuk situasi keamanan di Teluk Persia, Selat Hormuz dan Laut Oman.
"Kami secara eksplisit menyatakan dan memperingatkan kelanjutan hubungan seperti itu tidak dapat diterima sama sekali, dan mereka harus tahu keberadaan rezim Zionis jahat di mana-mana adalah penyebab ketidakamanan," tambahnya.
Juga pada Maret, Jenderal Salami telah memperingatkan Israel pengulangan kejahatannya terhadap Iran akan dibalas telak.
Dia memperingatkan rezim Zionis tentang konsekuensi dari kesalahan perhitungan mereka yang terus-menerus, mendesak mereka untuk menghentikan tindakan jahat mereka kepada Iran.(Tribunnews.com/Southfront/RussiaToday/FNA/xna)