Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengakuan Tentara Rusia yang Terpaksa Ikuti Perintah Putin: Saya Tidak Ingin Jadi Bagian dari Perang

Tentara Rusia mengaku terpaksa mengikuti perintah Putin untuk berperang di Ukraina. Dia mengatakan tidak seharusnya menjadi bagian dalam perang.

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
zoom-in Pengakuan Tentara Rusia yang Terpaksa Ikuti Perintah Putin: Saya Tidak Ingin Jadi Bagian dari Perang
ALEXANDER NEMENOV / AFP
Tentara Rusia berjalan di sepanjang jalan di Mariupol pada 12 April 2022. - Tentara Rusia mengaku terpaksa menjadi bagian dari perang di Ukraina. 

"Kami memiliki sinyal radio dan kami dapat mendengarkan berita," katanya kepada CNN.

"Begitulah cara saya mengetahui bahwa toko-toko tutup di Rusia dan ekonomi runtuh. Saya merasa bersalah tentang ini. Tetapi saya merasa lebih bersalah karena kami datang ke Ukraina."

Dia mengatakan tekadnya mengeras ke titik di mana hanya ada satu hal yang bisa dia lakukan.

"Pada akhirnya, saya mengumpulkan kekuatan dan pergi ke komandan untuk menulis surat pengunduran diri," katanya.

Orang-orang berjalan di jalan Mariupol pada 12 April 2022, ketika pasukan Rusia mengintensifkan kampanye untuk merebut kota pelabuhan yang strategis, bagian dari serangan besar-besaran yang diantisipasi di Ukraina timur, sementara Presiden Rusia mengajukan kasus menantang untuk perang terhadap tetangga Rusia itu. (Photo by Alexander NEMENOV / AFP)
Orang-orang berjalan di jalan Mariupol pada 12 April 2022, ketika pasukan Rusia mengintensifkan kampanye untuk merebut kota pelabuhan yang strategis, bagian dari serangan besar-besaran yang diantisipasi di Ukraina timur, sementara Presiden Rusia mengajukan kasus menantang untuk perang terhadap tetangga Rusia itu. (Photo by Alexander NEMENOV / AFP) (AFP/ALEXANDER NEMENOV)

Pada awalnya, komandan menolak pendekatan dan mengatakan kepadanya bahwa tidak mungkin untuk menolak untuk melayani. 

"Dia memberi tahu saya bahwa mungkin ada kasus pidana. Penolakan itu adalah pengkhianatan."

"Tapi saya tetap pada pendirian saya.Dia memberi saya selembar kertas dan pena," kata tentara itu.

BERITA REKOMENDASI

Tentara itu menambahkan dia menulis pengunduran dirinya.

Baca juga: Wawancara Scott Ritter: Penguasaan Azovstal Kemenangan Mengesankan Rusia

Ada laporan lain di dalam lingkungan media Rusia yang dikontrol ketat tentang tentara yang menolak untuk berperang.

Valentina Melnikova, sekretaris eksekutif Komite Ibu Persatuan Tentara Rusia, mengatakan ada banyak keluhan dan kekhawatiran yang terdengar ketika unit pertama dirotasi dari Ukraina untuk beristirahat.

"Tentara dan perwira menulis laporan pengunduran diri, bahwa mereka tidak dapat kembali dengan sukses," katanya.

"Alasan utamanya adalah, pertama, keadaan moral dan psikologis. Dan alasan kedua adalah keyakinan moral. Mereka dulu menulis laporan dan sekarang menulis laporan."

Melnikova, yang organisasinya dibentuk pada 1989, mengatakan semua pasukan berhak mengajukan laporan sambil mengakui bahwa beberapa komandan mungkin menolak mereka atau mencoba mengintimidasi tentara.

Direktorat Intelijen Ukraina melaporkan bahwa di beberapa unit Rusia, khususnya Divisi Senapan Bermotor ke-150 dari Angkatan Darat ke-8 Distrik Militer Selatan, sebanyak 60 hingga 70 persen tentara menolak untuk bertugas.

Ribuan tentara Rusia tewas di Ukraina sejak perang dimulai.

Angkatan Bersenjata Ukraina memperkirakan kerugian Rusia lebih dari 22.000.

Terakhir kali Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan kerugian adalah pada 25 Maret, melaporkan kematian 1.351 prajurit.

(Tribunnews.com/Yurika)

Artikel Rusia Vs Ukraina lainnya

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas