Uni Eropa Beri Lampu Hijau, Jerman dan Italia Boleh Buka Rekening Rubel untuk Beli Gas Rusia
Jerman dan Italia mengumumkan perusahaan-perusahaannya dapat membuka rekening rubel untuk membeli gas Rusia, tanpa khawatir bakal melanggar sanksi.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, BERLIN - Jerman dan Italia mengumumkan perusahaan-perusahaannya dapat membuka rekening rubel untuk membeli gas Rusia, tanpa khawatir bakal melanggar sanksi.
Pelonggaran itu didapat setelah kedua negara tersebut melakukan diskusi dengan Uni Eropa.
Sebelumnya Rusia telah menuntut agar pembeli asing membayar gas dalam Rubel, sehingga menguji tekad pemerintah Eropa untuk bersikap keras terhadap Rusia yang telah menyerang Ukraina pada Februari lalu.
Baca juga: Rusia Larang 963 Orang Amerika Masuk Negaranya, Ada Biden hingga Mark Zuckerberg, Donald Trump Boleh
Melansir dari Reuters, Polandia, Bulgaria dan Finlandia menolak tuntutan Rusia untuk membayar gas dalam rubel, sehingga pasokan gas mereka telah dipotong.
Namun, negara-negara anggota Uni Eropa lainnya menghindari tindakan yang dapat mendorong Rusia untuk memotong pasokan gasnya.
Uni Eropa telah memberikan dua panduan tertulis mengenai cara membeli gas Rusia tanpa melanggar sanksi.
Sayangnya panduan tersebut tidak secara jelas mengatakan, apakah membuka rekening rubel dengan Gazprombank akan melanggar sanksi Uni Eropa terhadap Rusia.
Beberapa diplomat dari negara-negara anggota Uni Eropa berpendapat, panduan yang diberikan sengaja dibuat tidak jelas untuk memungkinkan negara-negara di Eropa membuka rekening rubel dan terus membeli gas Rusia.
“Seseorang memiliki kesan bahwa hal itu membiarkan pintu terbuka untuk bisnis seperti biasa,” kata seorang diplomat yang tidak disebutkan namanya.
Diplomat tersebut menambahkan, pandangan diplomat dari negara-negara anggota Uni Eropa terhadap panduan tersebut dapat berisiko merusak persatuan UE dalam melawan Rusia.
Panduan yang Kurang Jelas
Dua sumber melaporkan kepada Reuters, pemerintah Jerman telah mengumumkan importir gas asal Jerman dapat membuka rekening rubel untuk membayar gas Rusia tanpa melanggar sanksi, selama pembayaran yang mereka lakukan ke Gazprombank tidak dilakukan dalam mata uang Rusia.
Sumber tersebut menambahkan, Jerman sebagai importir terbesar gas Rusia di kawasan Eropa, secara konsisten telah bertindak mengenai masalah pembayaran ini melalui koordinasi yang erat dengan Uni Eropa.
Baca juga: Dapat Harga Murah, China Tambah Impor Minyak dari Rusia
Sementara itu, seorang sumber mengatakan pemerintah Italia telah melakukan pembicaraan dengan Komisi Eropa untuk menerima kejelasan mengenai cara pembelian gas Rusia secara legal.
Pembicaraan tersebut terjadi sebelum perusahaan energi Italia, Eni mengungkapkan pada hari Selasa (17/5/2022) lalu, pihaknya telah memulai proses untuk membuka dua rekening, satu rekening untuk mata uang euro, dan satu rekening lainnya untuk rubel Rusia.
“Keputusan itu sejalan dengan apa yang dikomunikasikan dengan departemen tersebut,” ujar sumber tersebut, yang merujuk pada departemen energi Komisi Eropa.
Dalam panduan tertulisnya, Uni Eropa mengatakan perusahaan di Eropa dapat membeli gas Rusia tanpa melanggar sanksi, apabila mereka membayar dalam mata uang yang sesuai dengan isi kontrak.
Sebagian besar kontrak yang dimiliki perusahaan Uni Eropa dengan perusahaan energi Rusia, Gazprom dilakukan dalam euro atau dolar.
Namun panduan tersebut tidak secara eksplisit mengatakan apakah membuka rekening rubel untuk mengkonversikan mata uang euro atau dolar ke mata uang Rusia dapat melanggar sanksi Uni Eropa.
Baca juga: Anak Perusahaan Google di Rusia Mengalami Kebangkrutan Setelah Rekening Bank Disita
Peneliti senior di Institut Studi Energi Oxford, Katja Yafimava mengatakan tidak ada dasar hukum yang menyatakan membuka rekening rubel akan melanggar sanksi Uni Eropa.
“Tidak ada dalam pedoman tertulis yang mencegah pembeli membuka rekening tersebut. Sementara pernyataan lisan Komisi Eropa telah menciptakan ambiguitas, itu adalah pedoman tertulis yang penting,” katanya.
Pemerintah Polandia telah menuntut saran yang lebih jelas dari Uni Eropa mengenai pembayaran gas Rusia dan pembukaan rekening rubel.
Sedangkan juru bicara kementerian urusan ekonomi Belanda mengatakan, negara itu telah melobi Komisi Eropa untuk membuat satu keputusan yang jelas bagi seluruh anggota-anggotanya.
Baca juga: Cegah Default, Pemerintah Rusia Bayar Utang Lebih Awal
Pelanggan Gas Rusia Asal Eropa Tunduk
Wakil Perdana Menteri Rusia, Alexander Novak mengatakan setengah dari 54 pelanggan raksasa gas Rusia Gazprom telah membuka rekening di Gazprombank.
Dikutip dari Reuters, setelah adanya tuntutan yang diberikan Rusia untuk pembeli asing agar membayar gas dalam rubel, perusahaan-perusahaan di Eropa selama berminggu-minggu ini telah mencoba untuk mengonfirmasi mengenai cara pembayaran secara legal pembelian gas Rusia.
Rusia mengatakan, perusahaan asing harus membuka dua rekening untuk mematuhi mekanisme pembayaran baru, satu untuk mata uang asing dan satu rekening untuk rubel, sehingga perusahaan Eropa perlu menyelesaikan konversi mata uang apa pun dalam waktu 48 jam.
Uni Eropa telah membagikan dua pedoman tertulis kepada negara-negara anggotanya, namun tidak secara eksplisit mengatakan pembukaan rekening rubel akan melanggar sanksi Uni Eropa terhadap Rusia. Oleh karena itu, beberapa perusahaan Eropa berjuang untuk dapat membuka rekening di Rusia.
Novak mengungkapkan hampir setengah dari klien Gazprom telah membuka rekening khusus di Gazprombank dalam mata uang asing dan dalam rubel.
Baca juga: Wakil PM Rusia: Klien Asing Gazprom Export Buka Rekening Bank Rubel untuk Bayar Gas Rusia
“Pembayaran gas di bawah kontrak utama jatuh tempo dan ada informasi bahwa beberapa perusahaan besar sudah membuka rekening, membayar (tagihan gas) dan siap membayar tepat waktu. Dalam beberapa hari ke depan kita akan melihat daftar terakhir siapa yang dibayar dalam rubel dan siapa yang ditolak,” kata Novak dalam sebuah forum pada Kamis (19/5/2022) kemarin.
Perusahaan-perusahaan ini memiliki tenggat waktu pembayaran untuk pengiriman gas April, pada hari ini (20/5/2022).
Keputusan berbeda perusahaan-perusahaan Uni Eropa
Dalam panduan tertulis resminya yang dibagikan kepada anggota-anggota Uni Eropa (UE), Komisi Eropa telah menyarankan perusahaan agar tidak membuka rekening bank dalam rubel di Gazprombank untuk membayar gas, namun tidak secara jelas mengatakan hal tersebut dapat melanggar sanksi.
Harga gas Eropa telah bergejolak sepanjang minggu ini, karena kekhawatiran perusahaan-perusahaan Eropa mengenai pembayaran secara legal untuk pasokan gas Rusia.
Beberapa pembeli gas di Eropa mengambil keputusan yang berbeda. Importir gas Jerman diizinkan untuk membuka rekening rubel, menurut dua sumber yang mengetahui masalah tersebut pada Kamis (19/5/2022) kemarin.
Sedangkan Uniper, importir gas Rusia terbesar di Jerman mengatakan akan mentransfer euro ke rekening di Gazprombank untuk mematuhi mekanisme pembayaran.
Grup energi Italia, Eni mengatakan pada minggu ini, mereka telah memulai proses pembukaan dua rekening untuk membayar gas Rusia, satu rekening dalam euro dan rekening lainnya dalam rubel.
Perusahaan listrik Prancis, Engie mengatakan akan melakukan pembayaran berikutnya kepada raksasa gas Rusia dalam euro sebelum akhir bulan ini, karena kedua perusahaan telah menyepakati solusi yang sejalan dengan sanksi yang diberikan UE terhadap Rusia.
Penyedia energi milik negara Finlandia, Gasum juga menolak untuk beralih ke skema baru, dan mengatakan minggu ini akan membawa perselisihannya atas pembayaran rubel dengan Gazprom Rusia ke proses arbitrase.