Zelensky Ungkap 100 Tentara Ukraina di Wilayah Timur Sekarat Setiap Harinya Akibat Serangan Rusia
Presiden Zelensky menyebut 100 tentara Ukraina sekarat setiap harinya di wilayah Timur.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Arif Fajar Nasucha
Berikut update invasi Rusia ke Ukraina yang telah memasuki hari ke-89, Senin (23/5/2022).
Ukraina telah mengatakan tidak akan menyetujui kesepakatan gencatan senjata yang akan melibatkan penyerahan wilayah ke Rusia, karena Moskow mengintensifkan serangannya di wilayah Donbas timur.
"Perang harus diakhiri dengan pemulihan total integritas teritorial dan kedaulatan Ukraina," kata kepala staf kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak.
Berikut ini Tribunnews.com rankum sejumlah peristiwa yang terjadi selama invasi Rusia ke Ukraina di hari ke-89 dikutip The Guardian.
Baca juga: Bocor Percakapan Istri Prajurit Rusia yang Bolehkan Suaminya Rudapaksa Gadis Ukraina
Baca juga: Ajudan Putin Sebut Barat Ingin Memperbudak Ukraina secara Finansial
Ukraina tolak kesepakatan gencatan senjata
Ukraina telah mengatakan tidak akan menyetujui kesepakatan gencatan senjata yang akan melibatkan penyerahan wilayah ke Rusia, karena Moskow mengintensifkan serangannya di wilayah Donbas timur.
"Perang harus diakhiri dengan pemulihan total integritas teritorial dan kedaulatan Ukraina," kata kepala staf kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak.
Syarat negosiasi damai dari Rusia
Komentar itu muncul ketika Rusia mengatakan pihaknya bersedia untuk melanjutkan negosiasi damai, tetapi negosiator utamanya juga mengatakan inisiatif untuk melanjutkannya adalah dengan Kyiv, Minggu (22/5/2022).
Ajudan Kremlin, Vladimir Medinsky mengklaim dalam sebuah wawancara dengan TV Belarusia bahwa "Rusia tidak pernah menolak pembicaraan".
Pidato Presiden Polandia
Presiden Polandia, Andrzej Duda menjadi pemimpin asing pertama yang berpidato di depan parlemen Ukraina secara langsung sejak invasi dimulai.
Dia mendukung sikap Ukraina pada konsesi teritorial dan memperingatkan masyarakat internasional bahwa menyerahkan wilayah apa pun ke Rusia akan menjadi "pukulan besar" bagi seluruh barat.
Agenda utama Forum Ekonomi Dunia