Turki Siapkan Serangan Militer Incar Kurdistan di Suriah Utara
Turki menuduh milisi Kurdi Suriah YPG memiliki hubungan dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK).
Penulis: Setya Krisna Sumarga
Didukung 2.000 tentara AS, SDF saat ini menguasai bagian timur laut Suriah, termasuk sebagian besar sumur minyak dan tanah subur di tepia sungai Eufrat.
Erdogan baru-baru ini juga menyuarakan keberatan atas rencana masuknya Finlandia dan Swedia ke NATO.
Dua pemerintah Skandinavia itu selama bertahun-tahun memberikan suaka politik kepada sejumlah aktivis Kurdi yang oleh Turki dianggap teroris.
Keterlibatan Turki di medan konflik Suriah telah berlangsung jauh sejak sebelum perang berkecamuk di negara itu.
Milisi bersenjata proksi Turki yang berkubu di Idlib dan sekitarnya dua pekan lalu menyerang pasukan Suriah dan menewaskan 10 tentara pada Jumat (13/5/2022).
Sebuah rudal antitank (ATGM) menghantam sebuah bus yang membawa mereka di dekat kota Anjara di pedesaan barat Aleppo, Suriah.
Front Nasional untuk Pembebasan (NFL) yang didukung Turki mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Ini serangan paling mematikan yang menargetkan pasukan pemerintah Damaskus di bagian Suriah ini dalam dua tahun terakhir.
Kelompok itu mengatakan bahwa para pejuangnya menargetkan bus dengan peluru kendali antitank (Antitank Guided Missile/ATGM).
Rudal itu diluncurkan dari wilayah Greater Idlib, tempat gencatan senjata yang ditengahi Rusia dan Turki diberlakukan. NFL adalah proksi terbesar Turki di wilayah tersebut.
Para korban serangan itu semuanya dari kota Nubl dan al-Zahraa di pedesaan Aleppo utara. Cabang NDF di dua kota Syiah itu memiliki hubungan dekat dengan Hizbullah Lebanon dan Korps Pengawal Revolusi Islam Iran.
Serangan Balasan Militan Turki
Serangan itu tampaknya merupakan tanggapan terhadap serangan ATGM baru-baru ini yang menargetkan bus antar-jemput NFL di Dataran al-Ghab di pedesaan barat laut Hama.
Serangan itu, yang terjadi pada 8 Mei, merenggut nyawa enam militan yang didukung Turki dan melukai empat lainnya.