Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cegah Aksi Sabotase, Inggris dan Lithuania Kawal Ekspor Kapal Pengangkut Gandum Ukraina

Sekretaris Jenderal PBB mengingatkan apabila aksi blokade kapal pengangkut bahan pangan terus dilakukan Rusia maka dunia terancam mengalami kelaparan

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Cegah Aksi Sabotase, Inggris dan Lithuania Kawal Ekspor Kapal Pengangkut Gandum Ukraina
Shutterstock
Ilustrasi gandum. Cegah Aksi Sabotase, Inggris dan Lithuania Kawal Ekspor Kapal Pengangkut Gandum Ukraina 

Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Aksi pemblokiran akses lalu lintas laut yang dilakukan Rusia pada kapal Ukraina, telah membuat pemerintah Inggris dan Lithuania sepakat untuk membuka jalur blokade Rusia terhadap Laut Hitam dan Odessa.

Kesepakatan kerja sama antara Inggris dan Lithuania dimaksudkan agar kegiatan ekspor pangan Ukraina bisa kembali beroperasi melalui laut hitam, sehingga pasokan pangan di pasar global bisa kembali terisi.

Langkah ini diambil setelah beberapa bulan terakhir Rusia melakukan pemblokiran jalur perdagangan hingga membuat 80 juta ton biji-bijian tak dapat di ekspor Ukraina.

Baca juga: Gambar Satelit Perlihatkan Kapal Rusia Memuat Gandum Ukraina di Krimea

Akibatnya kini 41 negara di berbagai belahan dunia terancam mengalami kelangkaan dan krisis pangan.

Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, memperingatkan apabila aksi blokade kapal pengangkut bahan pangan terus dilakukan Rusia, maka dunia terancam mengalami badai kelaparan.

“Ini akan menjadi misi kemanusiaan non-militer dan tidak sebanding dengan zona larangan terbang,” ujar Menteri luar negeri Lithuania, Gabrielius Landsbergis.

Berita Rekomendasi

Selain membuka jalur blokade, Landsbergis menjelaskan bahwa negaranya akan menerjunkan kapal dan pesawat militer untuk ikut mengawal perjalanan kapal pengangkut gandum dan biji-bijian asal Ukraina, dari perairan Odesa menuju Bosphorus.

Meski perjalanan ekspor ini memiliki risiko yang cukup besar namun demi mempercepat pengiriman bahan pangan, Ukraina dan militer Lithuania akan mengambil rute alternatif ini.

Mengingat waktu panen selanjutnya semakin dekat. Landsbergis memprediksi panen selanjutnya akan dimulai sekitar lima hingga tujuh minggu kedepan.

“Waktunya sangat sangat singkat. Kami mendekati panen baru dan tidak ada cara praktis lain untuk mengekspor biji-bijian kecuali melalui pelabuhan Laut Hitam Odesa, kami siap untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memberi makan dunia,” imbuh Landsbergis.

Baca juga: Dampak Perang Rusia-Ukraina, Pasokan Gandum Terganggu, Harga Mi Instan Bisa Naik

Inggris pun tak tinggal diam, pihaknya juga berencana untuk ikut membantu militer Lithuania dalam mengawal kapal Ukraina.

Dilansir dari The Guardian, pemerintah Inggris nantinya akan memberikan Ukraina senjata jarak jauh, sehingga Ukraina dapat melindungi diri dari serangan Rusia.

Selain Inggris, negara-negara yang terkena terdampak krisis biji-bijian seperti Turki dan Mesir dikabarkan ikut memberikan bantuan perlindungan.

Landsbergis percaya bahwa kerja sama ini dapat mengantarkan pasokan biji-bijian Ukraina meninggalkan laut Odessa tanpa sabotase Rusia. Dengan begini, rantai pasokan pangan Eropa serta beberapa negara di Afrika, Timur Tengah dan Asia Tenggara bisa kembali terisi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas