Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Miliarder George Soros: Invasi Rusia Bisa Jadi Awal PD III, Peradaban Tak Mungkin Bertahan

Invasi Rusia ke Ukraina dinilai bisa menjadi titik mula pecahnya Perang Dunia III.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Miliarder George Soros: Invasi Rusia Bisa Jadi Awal PD III, Peradaban Tak Mungkin Bertahan
CNN/Gubernur Regional Luhansk Serhiy Hayday.
Personel darurat membersihkan puing-puing setelah sebuah bom menghancurkan sekolah di Desa Bilohorivka, Ukraina pada Sabtu 7 Mei 2022. Foto dari Gubernur Regional Luhansk Serhiy Hayday. 

TRIBUNNEWS.COM - Miliarder George Soros memperingatkan invasi Rusia ke Ukraina bisa menjadi titik awal Perang Dunia III pecah.

Soros pun menilai, jika Perang Dunia III pecah, maka peradaban tak mungkin bertahan.

Ia mengatakan pada Selasa (24/5/2022), perang di Ukraina yang sudah berlangsung sejak 24 Februari, telah mengguncang Eropa hingga ke intinya.

“Rusia menginvasi Ukraina. Ini telah mengguncang Eropa sampai ke intinya,” katanya di tengah Forum Ekonomi Dunia, dikutip dari CNBC.

“Uni Eropa didirikan untuk mencegah hal seperti itu terjadi. Bahkan ketika pertempuran berhenti, seperti yang pada akhirnya harus terjadi, situasinya tidak akan pernah kembali ke status quo ante."

George Soros
George Soros (RUSSIA-INSIDER)

Baca juga: Apa yang Dipelajari Militer Iran dari 2.000 Serangan Rudal Balistik dan Jelajah Rusia di Ukraina?

Baca juga: Konflik Rusia Ukraina Terancam Melebar ke Finlandia, MotoGP Finlandia Resmi Batal Digelar Tahun Ini

"Memang, invasi Rusia mungkin menjadi awal dari Perang Dunia III, dan peradaban kita mungkin tidak akan bertahan,” lanjutnya.

Mengutip The Guardian, mantan pemilik Hedge Fund ini menilai Eropa sudah merespons perang Ukraina cukup baik.

Berita Rekomendasi

Namun, ia menilai ketergantungan Eropa pada bahan bakar fosil Rusia tetap berlebihan.

Soros bahkan mengkritik mantan Kanselir Jerman, Angela Merkel.

Ia berpendapat kebijakan Merkel lah yang membuat Eropa sangat bergantung pada bahan bakar fosil Rusia.

“Butuh waktu lama untuk menyelesaikan detailnya, tetapi Eropa tampaknya bergerak ke arah yang benar."

"Mereka telah menanggapi invasi Ukraina dengan kecepatan, persatuan, dan kekuatan yang lebih besar daripada sebelumnya dalam sejarahnya," urainya.

“Tetapi, ketergantungan Eropa pada bahan bakar fosil Rusia tetap berlebihan, sebagian besar karena kebijakan merkantilis yang ditempuh oleh mantan kanselir Angela Merkel."

"Dia telah membuat kesepakatan khusus dengan Rusia untuk pasokan gas dan menjadikan China pasar ekspor terbesar Jerman."

Baca juga: Zelensky: Ukraina Tidak akan Serahkan Tanahnya sebagai Imbalan Berakhirnya Perang dengan Rusia

Baca juga: Mantan Ilmuwan Soviet: Rusia Berencana Gunakan Monkeypox Sebagai Senjata Biologis

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas