Miliarder George Soros: Invasi Rusia Bisa Jadi Awal PD III, Peradaban Tak Mungkin Bertahan
Invasi Rusia ke Ukraina dinilai bisa menjadi titik mula pecahnya Perang Dunia III.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Whiesa Daniswara
"Itu membuat Jerman menjadi ekonomi berkinerja terbaik di Eropa tetapi sekarang ada harga yang harus dibayar. Ekonomi Jerman perlu direorientasi. Dan itu akan memakan waktu lama," lanjutnya.
Lebih lanjut, Soros mengatakan isu-isu lain yang menyangkut kemanusiaan, seperti pandemi, perubahan iklim, dan menghindari perang nuklir, harus dikesampingkan.
Menurutnya, perang melawan perubahan iklim menempati urutan nomor dua di tengah invasi Rusia ke Ukraina yang sedang berlangsung.
“Namun, para ahli memberi tahu kami bahwa kami telah tertinggal jauh, dan perubahan iklim hampir tidak dapat diubah. Itu bisa menjadi akhir dari peradaban kita,” imbuhnya.
Zelensky Tak akan Serahkan Tanah Ukraina pada Rusia
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan ia tidak akan menyerahkan tanah negaranya sebagai imbalan berakhirnya perang dengan Rusia.
Dilansir Independent, negosiasi damai tidak dapat dilanjutkan sampai Rusia menunjukkan kesediaannya untuk memindahkan pasukan dan peralatannya kembali ke posisi sebelum 24 Februari, yaitu sebelum Vladimir Putin memerintahkan invasi, kata Zelensky dalam pidato video di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Rabu (25/5/2022).
Zelensky mengatakan dia hanya bersedia membahas diakhirinya perang dengan berbicara kepada Putin sendiri dan tidak melalui perantara.
Ia menambahkan bahwa jalan keluar diplomatik dari konflik ini memungkinkan jika presiden Rusia memahami kenyataan.
Baca juga: Russel Bentley Sebut Penyerahan Azovstal Runtuhkan Moral Tempur Ukraina
Baca juga: UPDATE Invasi Rusia di Ukraina Hari ke-91, Ini Sejumlah Peristiwa yang Terjadi
Ditanya apakah mungkin untuk merundingkan penghentian konflik, Zelensky mengatakan:
"Ukraina tidak akan menyerahkan wilayah kami."
"Kami berjuang di negara kami, di tanah kami."
"Perang sedang diperjuangkan untuk tanah kami, untuk kebebasan kami, untuk kemerdekaan kami, dan untuk masa depan kami," tambahnya.
Pembicaraan selama berbulan-bulan antara negosiator Ukraina dan Rusia hanya menghasilkan sedikit kemajuan, di antaranya berupa kesepakatan tentang koridor kemanusiaan.