AS Beli 1.468 Stinger Baru untuk Isi Ulang Persenjataan Ukraina
Stinger sangat diminati Ukraina, karena berhasil membantu negara itu melawan serangan pasukan Rusia dari udara.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Militer Amerika Serikat menandatangani kontrak pembelian rudal Stinger anti-pesawat senilai 687 juta dolar AS, untuk mengisi kembali stok senjata AS yang dikirim ke Ukraina.
Kontrak yang dikirimkan pada Rabu (25/5/2022) kemarin ini akan memasok 1.468 rudal Stinger baru dan proses pengirimannya memakan waktu sekitar 30 bulan.
Melansir dari Aljazeera, senjata yang ditembakkan dari bahu ini diproduksi oleh perusahaan senjata Raytheon Technologies dan digunakan untuk bertahan melawan helikopter, pesawat terbang, drone, bahkan rudal jelajah. Stinger sangat diminati Ukraina, karena berhasil membantu negara itu melawan serangan pasukan Rusia dari udara.
Lini produksi senjata ini telah ditutup pada Desember 2020, namun Angkatan Darat AS mengatakan, Raytheon berhasil memenangkan kontrak untuk memproduksi lebih banyak senjata Stinger pada Juli tahun lalu, terutama untuk memenuhi permintaan dari negara lain.
Baca juga: Ukraina Dapat Bantuan Senjata dari Barat, tetapi Mengapa Tak Bisa Segera Memenangkan Perang?
Kepala Eksekutif Raytheon, Greg Hayes mengatakan Pentagon tidak memesan Stinger baru dalam 18 tahun terakhir, sebagai gantinya pemerintah AS memesan suku cadang sebagai upaya untuk meningkatkan pasokan senjatanya.
“Beberapa komponen tidak lagi tersedia secara komersial, jadi kami harus keluar dan mendesain ulang beberapa elektronik di rudal pencari. Itu akan membawa kita sedikit waktu.” kata Hayes.
Baca juga: Israel Tolak Permintaan Jerman Kirim Rudal ke Ukraina, Takut Senjata Buatannya Bunuh Tentara Rusia
Militer AS jarang menggunakan senjata jenis ini, namun AS perlu mempertahankan pasokan senjata, di tengah upayanya untuk mengembangkan senjata generasi baru dari “sistem pertahanan udara portabel-manusia”.
Presiden AS Joe Biden dan sekutunya, telah menyediakan senjata yang semakin canggih dan beragam untuk Ukraina, termasuk persenjataan jarak jauh seperti Howitzer M777.
Pada 11 Mei lalu, parlemen AS meloloskan paket bantuan sebesar 40 miliar dolar AS untuk Ukraina, termasuk dana sebesar 8,7 miliar dolar AS yang digunakan untuk mengisi kembali stok senjata AS yang dikirim ke Ukraina.