Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Seorang Siswi di Texas Lumuri Tubuh dengan Darah untuk Mengecoh Pelaku Penembakan

Kisah seorang siswi yang selamat dari serangan pria bersenjata di SD Robb di Uvalde, Texas. Dia mengolesi tubuh dengan darah dan berpura-pura mati.

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Kisah Seorang Siswi di Texas Lumuri Tubuh dengan Darah untuk Mengecoh Pelaku Penembakan
AFP/CHANDAN KHANNA
Bunga ditempatkan pada peringatan darurat di depan Sekolah Dasar Robb di Uvalde, Texas, pada 25 Mei 2022. - Seorang siswi berhasil selamat dari penembakan setelah mengolesi tubuhnya dengan darah untuk mengecoh pelaku. 

Miah mengatakan setelah menembak siswa di kelasnya, pria bersenjata itu pergi melalui pintu ke ruang kelas yang bersebelahan.

Dia mendengar teriakan, dan suara tembakan di kelas itu.

Namun, setelah tembakan berhenti, dia mengatakan penembak mulai memainkan musik keras - musik sedih, katanya.

Gadis itu dan seorang temannya berhasil mendapatkan telepon gurunya yang sudah meninggal dan menelepon 911 untuk meminta bantuan.

Dia berkata dia memberi tahu petugas operator, "Tolong datang ... kami dalam masalah."

Miah mengatakan dia takut pria bersenjata itu akan kembali ke kelasnya untuk membunuhnya dan beberapa teman lainnya yang masih hidup.

Jadi, dia meletakkan tangannya ke dalam darah teman sekelasnya yang sudah mati di sebelahnya, kemudian mengoleskan darah itu ke seluruh tubuhnya untuk berpura-pura mati.

Berita Rekomendasi

Miah mengatakan rasanya seperti tiga jam dia berbaring di sana, berlumuran darah teman sekelasnya, bersama teman-temannya.

Salvador Ramos pelaku penembakan massal di Texas.
Salvador Ramos pelaku penembakan massal di Texas. (nypost.com/Instagram @salv8dor)

Baca juga: Keterangan Ibu dari Pelaku Penembakan Sekolah di Texas: Kaget, Sebut Putranya Bukan Anak yang Kejam

Dia mengatakan bahwa dia berasumsi pada saat itu polisi belum tiba di tempat kejadian.

Setelah itu, dia mendengar pembicaraan tentang polisi yang menunggu di luar sekolah.

Saat dia menceritakan bagian cerita ini ke CNN, dia mulai menangis, mengatakan dia tidak mengerti mengapa mereka tidak masuk dan menyelamatkan mereka.

Ibu Miah mengatakan putrinya trauma dan tidak bisa tidur.

Dalam upaya untuk menutupi dirinya, Miah duduk untuk wawancara terbungkus selimut, meskipun suhu hangat.

Alarm ponsel secara tidak sengaja berbunyi selama wawancara, dan Miah tampak terkejut oleh kebisingan itu.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas