100 Hari Invasi Rusia, Vasyl Hamianin: Bangsa Ukraina Bayar Harga Sangat Mahal untuk Kemerdekaannya
Ia mengingatkan seluruh negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwa Ukraina adalah negara
Penulis: Willem Jonata
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Perang di Ukraina masih berkecamuk. Tercatat genap seratus hari Rusia melancarkan invasinya ke negara tersebut.
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin mengatakan bangsa Ukraina membayar harga sangat mahal untuk keamanan dan kemerdekaannya sebagai bangsa berdaulat.
“Semakin lama perang ini berlangsung, semakin tinggi harga yang dikorbankan untuk melindungi kebebasan yang telah dimiliki oleh sebuah bangsa. Hal ini tidak hanya untuk Ukraina tetapi juga untuk seluruh dunia,” tegas Vasyl dalam keterangan yang diterima Tribunnews.com.
Vasyl mengatakan kedaulatan Ukraina secara sepihak dilanggar oleh Federasi Rusia yang diperintah Presiden Vladimir Putin untuk melakukan upaya penjajahan berkedok operasi militer khusus sejak 24 Februari 2022 dengan alasan yang tidak masuk akal.
Baca juga: Militer AS Lakukan Operasi Peretasan Ofensif untuk Dukung Ukraina
Karenanya, ia mengingatkan seluruh negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwa Ukraina adalah negara berdaulat sejak memerdekakan diri dari Uni Sovyet pada 24 Agustus 1991.
Selama 100 hari invasi Rusia, pihak Ukraina mengklaim sedikitnya 3.942 jiwa tewas, 4.591 orang luka-luka. Kemudian 6.800 tempat tinggal warga hancur, termasuk fasilitas Kesehatan dan rumah ibadah.
Lebih dari 689 anak-anak terluka di Ukraina sebagai akibat dari agresi bersenjata skala penuh oleh Federasi Rusia. Per 1 Juni 2022, jumlah resmi korban anak sebanyak 243 korban jiwa
Sebagai gambaran kerugian akibat kerusakan infrastruktur di Kyiv, Ukraina yang disebabkan invasi Rusia sudah mencapai sekitar US$65 miliar.
Jumlah ini terhitung luar biasa karena data Bank Dunia, kerugian ini setara dengan lebih dari sepertiga produk domestik bruto (PDB) Ukraina pada 2020 sebesar US$155 miliar.
“Kerugian yang dialami Ukraina belum termasuk pelanggaran hukum perang yang dilakukan serdadu Rusia yang mencapai 13.516 kasus.
Hingga saat ini, baru dua sidang pelanggaran hukum perang Ukraina telah menjatuhkan vonis kepada serdadu yang melakukan pelanggaran kemanusiaan secara sengaja,” tuturnya.
Vasyl Hamianin menegaskan Pemerintah Ukraina tetap berusaha keras untuk meningkatkan kemampuan pertahanan Ukraina hingga mewujudkan upaya membebaskan wilayah Ukraina dari pendudukan Rusia.
“Pilar utama untuk kemenangan Ukraina harus didukung oleh mitra dan sekutu melalui bantuan nyata. Seperti tekanan sanksi maksimum terhadap Rusia, pengiriman senjata berat yang lebih cepat ke Ukraina, dan kejelasan tentang masa depan Ukraina di Eropa,” lanjutnya.