Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hindari Sanksi Barat, China Mulai Batasi Hubungan Bilateral hingga Tolak Maskapai Penerbangan Rusia

pemerintah China khawatir negaranya akan terdampak sanksi serupa, apabila tidak membatasi hubungan bilateral dengan Rusia

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Hindari Sanksi Barat, China Mulai Batasi Hubungan Bilateral hingga Tolak Maskapai Penerbangan Rusia
Rusaviainsider
Hindari Sanksi Barat, China Mulai Batasi Hubungan Bilateral hingga Tolak Maskapai Penerbangan Rusia 

Kyiv dihantam rudal pada Kamis dini hari, puing-puing roket yang ditembak jatuh menghantam blok apartemen 16 lantai dan menewaskan satu orang.

Mariupol, kota yang terkepung di selatan Ukraina, juga terus mendapat ancaman karena pejabat kota memperkirakan bahwa setidaknya 2.400 orang kini telah tewas di sana.

Meski begitu, penasihat walikota Petro Andriushchenko mengatakan jumlah korban sebenarnya bisa mencapai 20.000 ketika pencarian korban benar-benar dilakukan.

Baca juga: Ilmuwan Militer China Kembangkan Senjata Untuk Hancurkan Satelit Starlinknya Elon Musk

Perhitungan Andriushchenko itu bahkan sebelum sebuah teater di kota yang menampung hingga 1.200 warga sipil itu dihantam dan dihancurkan oleh pasukan Rusia Rabu malam.

Presiden Volodymyr Zelensky menyebut serangan itu 'memilukan', sementara Joe Biden mencap Putin sebagai 'penjahat perang'.

Korban jiwa dari serangan itu tidak jelas.

Tetapi pejabat Kota mengatakan Kamis pagi bahwa evakuasi sedang berlangsung.

Berita Rekomendasi

Tidak jelas berapa banyak orang yang berada di dalam pada saat itu.

Meskipun jumlah korban tewas meningkat, pembicaraan damai antara kedua belah pihak terus berlanjut.

Baca juga: Pejabat Ukraina: Sekitar 80 Persen dari Severodonetsk Diduduki oleh Pasukan Rusia

Proposal konkret untuk gencatan senjata sedang dibahas.

Para perunding Rusia memberi penjelasan kepada wartawan tentang rencana 15 poin mereka untuk perdamaian, yang akan membuat Ukraina menyatakan netralitas dan membatasi angkatan bersenjatanya dengan imbalan penarikan Rusia.

Namun, kepala negosiator Ukraina Mikhailo Podolyak tidak tertarik pada rencana tersebut.

Ia hanya mengatakan bahwa kedua belah pihak telah membahasnya tetapi tidak mempertimbangkan posisi negosiasi Kyiv.

Proposal tersebut tidak menyebutkan Krimea dan Donbass - wilayah Ukraina yang diduduki oleh Rusia sebelum invasi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas