Saling Tuding China Dengan Australia Soal Ancaman Pesawat Militer di Laut China Selatan
China membalas tuduhan Australia bahwa pesawat tempurnya telah mengancam pesawat militer Negeri Kanguru tersebut di Laut China Selatan.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- China membalas tuduhan Australia bahwa pesawat tempurnya telah mengancam pesawat militer Negeri Kanguru tersebut di Laut China Selatan.
Pihak militer China balik menuduh pesawat militer Australia secara serius mengancam kedaulatan dan keamanan China dan tindakan balasan yang diambil oleh militer China adalah wajar dan sah.
Hal ini diungkapkan juru bicara kementerian pertahanan China, Tan Kefei, Selasa (7/6/2022) seperti dikutip Reuters.
Sebelumnya Departemen Pertahanan Australia menuduh jet tempur China telah mencegat pesawat pengintainya dengan manuver berbahaya saat berpatroli di sekitar Laut China Selatan, Minggu (5/6/2022).
Baca juga: Australia Tuduh Jet Tempur China Cegat Pesawat Pengintainya dengan Manuver Berbahaya
Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles mengatakan, J-16 China mencegat P-8 Australia ketika sedang dalam misi pengawasan rutin di wilayah udara internasional pada Mei lalu sebelum melepaskan suar dan sekam yang masuk setidaknya satu mesin pesawat Australia.
Pesawat militer biasanya melepaskan sekam yang berisi potongan kecil aluminium atau seng, sebagai tindakan balasan yang disengaja untuk membingungkan rudal, tetapi juga dapat menggunakannya untuk menyabotase pesawat yang mengejar.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Pertahanan Australia menggambarkan pertemuan itu sebagai "manuver berbahaya" yang menimbulkan ancaman keselamatan bagi pesawat P-8 dan awaknya.
"Pesawat J-16 terbang sangat dekat ke sisi P-8 ... dalam terbang dekat ke samping, itu melepaskan suar," kata Marles kepada 9News Australia, sebagaimana dilansir CNN.
Baca juga: China Mulai Batasi Hubungan dengan Rusia untuk Hindari Sanksi Barat, Larang Maskapai Rusia Melintas
“J-16 kemudian berakselerasi dan memotong hidung P-8, menetap di depan P-8 pada jarak yang sangat dekat."
"Saat itu kemudian dilepaskan seikat sekam, yang berisi potongan-potongan kecil aluminium, beberapa di antaranya tertelan ke dalam mesin pesawat P-8. Jelas sekali, ini sangat berbahaya," kata Marles.
"Ketika tertelan, sekam dapat merusak bilah mesin jet dan dalam kasus ekstrim bahkan dapat mematikannya," kata Peter Layton, mantan perwira Angkatan Udara Australia yang sekarang menjadi peneliti di Griffith Asia Institute.
Sementara P-8 dapat beroperasi hanya dengan satu dari dua mesinnya.
"Insiden yang diduga akan memaksanya untuk kembali ke pangkalan, secara efektif mengakhiri patroli," kata Layton.
Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese mengatakan pemerintahnya telah mengangkat masalah ini dengan Beijing.