600 Orang Ukraina Disandera di Kamar Penyiksaan Wilayah Kherson yang Diduduki Rusia
Sekitar 600 orang Ukraina disandera di kamar yang dilengkapi sebagai ruang penyiksaan dan fasilitas penahanan pra-ajudikasi di wilayah Kherson.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Ukraina dapat menarik kembali militernya ke posisi yang lebih kuat di Severodonetsk, seorang pemimpin regional menyarankan pada hari Rabu.
Baca juga: Ibu Negara Ukraina Ungkap 60 Persen Warganya Butuhkan Bantuan Psikologis
Baca juga: Rusia Klaim Berhasil Merebut Severodonetsk, Kota Penting di Donbas Ukraina Timur
"Pertempuran sengit sedang terjadi di Severodonetsk. Pembela kami berjuang untuk setiap inci kota," Serhiy Hayday, kepala Administrasi Militer Regional Luhansk, mengatakan di televisi nasional Rabu pagi.
"Tidak ada yang akan menyerahkan kota, bahkan jika militer kita harus mundur ke posisi yang lebih kuat, karena kota ini terus-menerus diserang. Namun, itu tidak berarti kota ini menyerah," tambahnya.
Seorang pemimpin di Republik Rakyat Luhansk yang bersekutu dengan Rusia, Rodion Miroshnik Ukraina memiliki kendali hanya atas sebagian kecil atas pabrik kimia Azot di Severodonetsk.
Hayday mengatakan pekan lalu bahwa sekitar 800 warga sipil berlindung di bawah fasilitas itu.
"Militan Ukraina menembak tanpa pandang bulu ke markas di dekat perusahaan itu," kata Miroshnik.
"Penembak jitu sedang bekerja. Lingkaran pasukan sekutu di sekitar kelompok yang tersisa menyempit," tambahnya.
Miroshnik juga mengklaim bahwa bandara Severodonetsk sudah dibersihkan dari formasi Ukraina.
"Penembakan yang dilakukan dari sana telah berhenti. Militan yang tersisa [mengacu pada pasukan Ukraina] bersembunyi di hutan tanaman di sekitar bandara. Pasukan sekutu sedang mencari mereka dan membersihkannya," tambahnya.
Hayday, pejabat Ukraina, mengatakan Rusia telah mencurahkan sumber daya yang sangat besar untuk upayanya memotong jalan utama yang menghubungkan Severodonetsk dan negara tetangga Lysychansk ke Bakhmut, lebih jauh ke barat.
"Tujuan strategis tentara Rusia adalah untuk mengontrol rute Bakhmut-Lysychansk," katanya.
"Dan dengan mengendalikan, maksud saya menempatkan titik pemeriksaan mereka di sana dan menahannya di bawah kendali mereka. Sampai sekarang mereka menembaki rute, tetapi tidak mengendalikannya," tambahnya.
Dia mengatakan Ukraina tidak lagi menggunakan jalan itu, karena siapa pun yang mengemudi di sana memiliki 90 persen peluang untuk ditembaki.
"Kami memiliki rute lain untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan dan mengevakuasi orang," katanya.