Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pejabat Separatis Donetsk: Pasukan Ukraina Tak Punya Pilihan Lain, Menyerah atau Mati

Pejabat separatis Donetsk mengatakan Pasukan Ukraina hanya punya dua pilihan, yaitu menyerah atau mati.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Pejabat Separatis Donetsk: Pasukan Ukraina Tak Punya Pilihan Lain, Menyerah atau Mati
STR / Layanan Pers Layanan Darurat Negara Ukraina / AFP
Gambar selebaran ini diambil dan dirilis oleh Layanan Pers Layanan Darurat Negara Ukraina pada 21 Maret 2022 menunjukkan petugas pemadam kebakaran memadamkan api skala besar di sebuah gudang makanan di Severodonetsk, wilayah Luhansk, yang hancur setelah penembakan Rusia. 

Wilayah Luhansk, yang secara kolektif disebut Donbas bersama wilayah tetangganya Donetsk, menjadi pusat peperangan invasi Rusia di Ukraina.

Baca juga: Rusia Kepung Sievierodonetsk, Nasib Warga di Pabrik Kimia Azot Ditakutkan Seperti di Pabrik Azovstal

Baca juga: Rusia Dituduh Gunakan Senjata Pemusnah Massal, Bom yang Lebih Merusak dari Peledak Konvensional

Saat ini, sebagian besar wilayah Luhansk sudah berada di bawah kendali Rusia.

Fokus pertempuran adalah di kota kembar Severodonetsk dan Lysychansk.

Di sana, pasukan Rusia telah menghancurkan dua dari tiga jembatan antar kota-kota dan menembaki jembatan ketiga.

Serhiy Hayday menilai, pasukan Putin ingin memutus akses ke Severodonetsk.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengatakan pertarungan di wilayah ini menentukan hasil perang di timur Ukraina.

Rusia Dituduh Melakukan Kejahatan Perang

BERITA REKOMENDASI

Amnesty International menuduh Rusia melakukan kejahatan perang di Ukraina.

Serangan Rusia di Kharkiv disebut banyak menggunakan senjata terlarang, bom tandan, dan telah menewaskan ratusan warga sipil.

"Pemboman berulang terhadap lingkungan perumahan di Kharkiv adalah serangan membabi buta yang menewaskan dan melukai ratusan warga sipil, dan dengan demikian merupakan kejahatan perang."

"Hal ini berlaku baik untuk serangan yang dilakukan dengan menggunakan tandan (munisi) maupun yang dilakukan dengan menggunakan roket tak terarah dan peluru artileri tak terarah lainnya," kata kelompok hak asasi manusia ini dalam laporannya, Senin (13/6/2022), dikutip dari The Guardian

Baca juga: Rusia Raup 98 Miliar Dolar dari Ekspor Bahan Bakar selama Perang di Ukraina

Baca juga: Pameran Kyiv Menampilkan Beragam Perlengkapan Perang Rusia di Ukraina

Amnesty mengatakan telah menemukan bukti tentang penggunaan bom cluster 9N210 dan 9N235 secara berulang oleh pasukan Rusia di Kharkiv serta ranjau darat yang tersebar.

Semua senjata ini dilarang berdasarkan konvensi internasional.

Bom cluster melepaskan lusinan bom atau granat di udara, menyebarkannya tanpa pandang bulu di atas ratusan meter persegi.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas