AS Kirim Bantuan Senjata Senilai Rp14,7 Triliun untuk Ukraina
Presiden AS, Joe Biden mengumumkan pengiriman senjata baru senilai Rp14,7 triliun untuk Ukraina, termasuk sistem roket anti-kapal dan roket artileri.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Nuryanti
Artileri roket dalam paket bantuan ini akan memiliki jangkauan yang sama dengan pengiriman roket AS sebelumnya dan akan didanai menggunakan Otoritas Penarikan Presiden, atau PDA, di mana presiden dapat mengizinkan transfer barang dan layanan dari stok AS tanpa persetujuan kongres sebagai tanggapan atas keadaan darurat, kata salah satu sumber.
Untuk yang pertama, Amerika Serikat sedang mempertimbangkan untuk mengirim peluncur Harpoon berbasis darat.
Ukraina Butuh Bantuan Senjata
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa pasukannya mengalami kerugian yang menyakitkan dalam memerangi pasukan Rusia di kota timur Sievierodonetsk dan wilayah Kharkiv, Selasa (14/6/2022).
Dalam pidatonya, Zelensky juga mengatakan Ukraina membutuhkan senjata anti-rudal modern.
Dia menambahkan tidak ada pembenaran bagi negara-negara mitra untuk menunda pengiriman.
Zelensky mengatakan, beberapa roket Rusia telah melewati pertahanan dan menimbulkan korban.
Baca juga: Ukraina Abaikan Ultimatum Rusia untuk Menyerahkan Severodonetsk
Baca juga: 15.000 Jutawan Diprediksi akan Tinggalkan Rusia Tahun Ini, UEA dan Australia Jadi Tujuan Utama
Ukraina menyebut pasukannya masih berusaha untuk mengevakuasi warga sipil dari Sievierodonetsk setelah Rusia menghancurkan jembatan terakhir ke kota itu, tahap terakhir dalam pertempuran selama berminggu-minggu di wilayah Donbas yang ingin direbut Moskow.
"Pertempuran paling sengit, seperti sebelumnya, terjadi di Sievierodonetsk dan kota-kota dan komunitas terdekat lainnya. Sayangnya, kerugiannya menyakitkan," kata Zelensky, dilansir Reuters.
"Tapi kita harus bertahan kuat - bertahan kuat sangat penting di Donbas."
"Semakin banyak kerugian yang diderita musuh di sana, semakin sedikit kekuatan yang harus dimiliki untuk mengejar agresinya," katanya.
Ukraina juga mengalami "kerugian yang menyakitkan" di wilayah Kharkiv di sebelah timur Kyiv, di mana Rusia berusaha memperkuat posisinya setelah didorong mundur baru-baru ini, kata Zelenskiy.
"Pertempuran terus berlanjut di sana dan kami harus terus berjuang, berjuang keras," tambahnya.
(Tribunnews.com/Yurika)