1.500 Warga Ukraina Ditahan di Penjara Rusia, Termasuk Jurnalis hingga Kepala Lembaga Pemerintah
Pejabat Ukraina mengatakan lebih dari 1.500 warga sipil Ukraina ditahan di penjara Rusia, termasuk jurnalis hingga kepala lembaga pemerintah.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
Ini adalah serangan pertama yang dilaporkan terhadap infrastruktur energi lepas pantai di Krimea sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari.
Aksyonov, yang dilantik oleh Rusia sebagai gubernur semenanjung setelah pencaplokan 2014 oleh Moskow, sebelumnya mengatakan lima orang terluka dalam serangan itu sebelum merevisi jumlah korban.
Dia mengatakan tiga platform menjadi sasaran, memicu evakuasi 94 orang di lokasi.
Sementara 15 tentara tetap menjaga mereka.
Baca juga: Vladimir Putin Tegaskan Sanksi Barat Tak Mampu Runtuhkan Ekonomi Rusia
Baca juga: Kolonel Rusia Tewas Setelah Helikopter yang Ditumpanginya Dihantam Rudal Ukraina di Donbas
Operasi pencarian dan penyelamatan terus dilakukan melalui udara dan laut, katanya.
Chernomorneftegaz, yang disetujui oleh Amerika Serikat sejak 2014, mengoperasikan beberapa ladang gas dan minyak di Laut Hitam dan di Laut Azov.
Aksyonov mengatakan bahwa satu platform telah terkena, dan Olga Kovitidi, seorang senator Rusia untuk Krimea, mengatakan kepada agen RIA Novosti bahwa tidak ada korban di dua platform lain yang menjadi sasaran serangan itu.
Militer Ukraina mengatakan gudang makanan di pelabuhan Laut Hitam Odesa hancur dalam serangan rudal Rusia, tetapi tidak ada warga sipil yang tewas.
Kota ini telah dibombardir secara sporadis sejak awal perang dan diblokade oleh angkatan laut Rusia, sementara masing-masing pihak saling menuduh meletakkan ranjau di laut.
Komando Operasi "Selatan" Ukraina mengatakan pasukan Rusia telah menembakkan 14 rudal ke Ukraina selatan selama rentetan tiga jam "dalam kemarahan yang tak berdaya atas keberhasilan pasukan kami".
(Tribunnews.com/Yurika)
Artikel terkait Rusia Vs Ukraina lainnya