Putin Kerahkan Rudal S-500 ke Pasukan Rusia, Sebut Senjata Tercanggih Tak Ada Bandingannya di Dunia
Presiden Rusia Vladimir Putin mengaku memperkuat senjata militernya, kini mulai mengirim S-500 ke pasukan Rusia.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Vladimir Putin mengatakan, sistem rudal S-500 Prometey sudah mulai dikerahkan untuk memperkuat angkatan bersenjata Rusia.
Menurut pemimpin Rusia itu, penyebaran sistem pertahanan udara S-500 sedang dilakukan oleh militer Rusia.
Putin juga menyebut, senjata S-500 merupakan senjata senjata anti-pesawat dan anti-rudal paling canggih milik Rusia yang sudah dikirim ke militer.
"Kami akan terus mengembangkan dan memperkuat angkatan bersenjata kami, dengan mempertimbangkan potensi ancaman dan risiko militer."
Baca juga: Ukraina Klaim Bunuh 106 Tentara Rusia dalam Satu Hari Pertempuran di Donbas
Baca juga: Rangkuman Invasi Rusia Hari ke-118: Lituania Larang Transit Kargo | Blokade Gandum Ukraina
"Dan berdasarkan pelajaran dari konflik bersenjata modern, dan meningkatkan kekuatan tempur mereka," kata Putin dalam pidatonya kepada lulusan perguruan tinggi militer di Moskow, Selasa (21/6/2022), dikutip dari RussianToday.
Dalam pidatonya, Putin menggamarkan sejumlah rencana militer dari Rusia untuk menerjunkan sistem senjata canggih.
Menurutnya, sistem senjata tersebut akan menentukan kemampuan militer Rusia di masa mendatang.
"Di antara area prioritas adalah melengkapi pasukan dengan sistem senjata baru yang akan menentukan efisiensi tempur tentara dan angkatan laut dalam beberapa tahun dan dekade mendatang," jelasnya.
Lebih lanjut, Putin juga membeberkan kemampuan dari sistem rudal S-500 milik Rusia.
Ia mengklaim, sistem rudal jarak jauh S-500 dirancang untuk mencegat pesawat dan rudal dan mungkin memiliki beberapa kemampuan anti-satelit yang tidak ada bandingannya di dunia.
Dalam klaimnya, S-500 Prometey dirancang oleh produsen senjata Almaz-Antey sebagai kelanjutan dari keluarga rudal permukaan-ke-udara jarak jauh.
Ia diyakini memiliki jangkauan 600 km dan mampu mencegat target yang melaju dengan kecepatan hipersonik, termasuk hulu ledak rudal balistik antarbenua.
Prometey dikatakan terintegrasi erat dengan sistem Almaz-Antey lainnya, seperti S-400 dan S-350, yang akan memungkinkan baterai yang dikerahkan untuk bersinergi dengan elemen lain dari pertahanan udara berlapis Rusia.
Kepala Almaz-Antey, Yan Novikov mengatakan, perusahaan berharap S-500 menjadi 'tulang punggung' kemampuan anti-udara Rusia.