Korban Selamat Gempa Afghanistan Terancam Kelaparan dan Kolera, Taliban Minta Bantuan Internasional
Korban selamat gempa Afghanistan kehilangan suplai makanan dan tempat tinggal. Taliban menyerukan bantuan dari negara lain.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
Saat gempa melanda pada dini hari Rabu, Agha Jan bergegas menuju kamar tempat keluarganya menginap.
"Tapi semuanya berada di bawah puing-puing," katanya.
"Bahkan sekop saya. Tidak ada yang bisa saya lakukan. Saya memanggil sepupu saya untuk membantu tetapi ketika kami mengeluarkan keluarga saya, mereka semua sudah tewas," lanjutnya.
Daerah di sekitar desa Agha Jan di Distrik Barmal, Provinsi Paktika, adalah salah satu yang paling parah terkena dampak gempa.
Sekitar 1.000 orang diyakini tewas dan 3.000 lainnya terluka.
Baca juga: Pemerintah Indonesia Sampaikan Duka Cita Atas Musibah Gempa Bumi di Afghanistan
Jarak Distrik Barmal menuju kota besar terdekat dapat ditempuh dengan tiga jam perjalanan di jalan yang belum beraspal.
Lokasi terpencil membuatnya semakin sulit untuk mengangkut yang terluka.
Beberapa harus diterbangkan ke rumah sakit dengan helikopter militer Taliban.
Saat ini, helikopter militer tidak lagi mengangkut korban yang terluka, tetapi mengirimkan persediaan.
Pejabat Taliban memberi tahu, operasi penyelamatan telah selesai dan sekarang berakhir.
Kebutuhan yang paling mendesak adalah tempat tinggal bagi ratusan keluarga yang kehilangan tempat tinggal.
“Bantuan sudah sampai ke daerah dan terus berlanjut, tapi masih dibutuhkan lebih banyak lagi,” kata Sharafat Zaman, juru bicara kementerian kesehatan, dikutip dari Aljazeera.
Aljazeera melaporkan dari Provinsi Paktika, adanya situasi lapangan yang sangat buruk.
Pengamatan dari helikopter memperlihatkan distrik-distrik di daerah pegunungan tersebut yang letaknya berjauhan dengan fasilitas publik, terutama fasilitas kesehatan.