Diplomat Rusia: Barat Enggan Jawab Pertanyaan tentang Tentara Bayarannya di Ukraina
Diplomat Rusia menyebut Barat enggan menjawab pertanyaan Moskow seputar tentara bayarannya yang berperang di Ukraina, Minggu (26/6/2022).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova menyebut Barat enggan menjawab pertanyaan Moskow tentang tentara bayaran mereka di Ukraina, Minggu (26/6/2022).
Hal ini dikatakan Zakharova dalam wawancara di Voskresny Vecher di saluran televisi Rossiya-1 Minggu malam.
Saat itu, Zakharova ditanya apakah Amerika dan Inggris telah menghubungi Rusia mengenai warga negaranya yang ambil bagian dalam operasi tempur di Ukraina.
"Seperti yang dikatakan (Duta Besar Rusia untuk London Andrey) Kelin, mereka (Barat) menulis beberapa hal yang provokatif dan tidak sopan."
"Mereka tidak ingin menjawab pertanyaan yang kami ajukan tentang aktivitas mereka," ucapnya, dilansir TASS.
Baca juga: Profil Mayjen Tri Budi Utomo, Komandan Paspampres yang Siapkan Pengamanan Jokowi ke Ukraina-Rusia
Menurut Zakharova, Barat melakukan yang terbaik untuk melanjutkan konflik di Ukraina selama mungkin.
"Mereka berusaha keras agar konflik di Ukraina berlanjut selama mungkin. Kita ingat apa yang dikatakan Presiden AS ke-43 George Bush Jr: 'Misi Ukraina adalah untuk membunuh sebanyak mungkin orang Rusia'," katanya.
"Mereka memanfaatan (Ukraina) sebagai instrumen dan seluruh logistik dipusatkan di sekitar itu, pasokan senjata, mengirim orang, apa pun untuk menjaga konflik tetap menyala," tambahnya.
Dihukum mati
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan, dua tentara bayaran AS akan dihukum mati.
Dikutip rt news, para pejabat AS merasa ngeri dengan pernyataan tersebut.
“Mengerikan bahwa seorang pejabat publik di Rusia bahkan akan menyarankan hukuman mati bagi dua warga negara AS yang berada di Ukraina," kata juru bicara NSC John Kirby kepada wartawan di Gedung Putih.
"(Dan) kami akan terus mencoba dan mempelajari apa yang kami bisa tentang ini," imbuhnya.
Alexander John-Robert Drueke dan Andy Tai Ngoc Huynh telah berjuang untuk pemerintah Kyiv di daerah utara Kharkov.
Mereka dilaporkan hilang pada 9 Juni, pada hari yang sama pengadilan di Donetsk menghukum dua warga Inggris dan seorang Maroko karena menjadi tentara bayaran dan menjatuhkan hukuman mati kepada mereka.
Berita lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)