Rusia Sanggah Gagal Bayar Utang Luar Negeri, Salahkan Agen Keuangan Barat
Gedung Putih menyebut Rusia gagal membayar obligasi internasionalnya untuk kali pertama, tetapi dibantah juru bicara Kremlin, Senin (27/6/2022).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Rusia menyanggah klaim gagal membayar utang luar negerinya untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu abad.
Dilaporkan Reuters, Gedung Putih mengatakan Rusia telah gagal membayar obligasi internasionalnya untuk pertama kalinya sejak revolusi Bolshevik.
Hal ini terjadi karena sanksi besar-besaran di tengah perang Moskow terhadap Ukraina telah secara efektif memutuskan negara itu dari sistem keuangan global.
Baca juga: Oligarki Terkaya Ukraina Gugat Rusia atas Aset Pangan dan Baja yang Dicuri
“Pernyataan default benar-benar tidak dapat dibenarkan,” kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, kepada wartawan, Senin (27/6/2022), merujuk pada pembayaran kupon valas pada bulan Mei.
“Fakta bahwa Euroclear menahan uang ini dan tidak membawanya ke penerima bukanlah masalah kami. Sama sekali tidak ada alasan untuk menyebut situasi seperti itu sebagai default,” katanya.
Euroclear tidak segera menanggapi komentar Peskov.
Dikutip dari Al Jazeera,sampai minggu lalu, Rusia terus membayar Eurobondnya dalam mata uang asing, namun transfer kupon dolar dan euro yang dilakukan pada bulan Mei tidak mencapai investor.
Moskow berutang bunga $100 juta atas satu obligasi dengan harga dolar dan satu lagi dengan harga euro, yang semula jatuh tempo untuk pembayaran pada 27 Mei.
Terjadi karena kurangnya pembayaran
Kementerian Keuangan Rusia mengatakan tindakan perantara keuangan asing berada di luar kendali Kementerian Keuangan Rusia.
Baca juga: Pejabat AS Pesimis Ukraina Dapat Rebut Kembali Semua Wilayah yang Dikuasai Rusia
Badan tersebut mengarahkan pemegang obligasi asing untuk berbicara langsung kepada mereka yang menahan pembayaran yang diklaim telah dilakukan Moskow.
“Tidak diterimanya uang oleh investor tidak terjadi karena kurangnya pembayaran tetapi karena tindakan pihak ketiga dan yang tidak secara langsung disebut sebagai situasi default dengan mengeluarkan dokumentasi,” tambah Kementerian.
Presiden Vladimir Putin pekan lalu memerintahkan bahwa kewajiban utang akan dianggap terpenuhi setelah pembayaran rubel sama dengan jumlah valas yang harus dibayar.
Pemegang obligasi perlu membuka rekening di bank Rusia untuk menerima pembayaran seperti itu.