Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Senyum Lebar Jokowi di Hadapan Biden dan Emmanuel Macron saat Hadiri KTT G7, Berikut Foto-fotonya

Presiden Jokowi tersenyum lebar bareng Joe Biden dan Emmanuel Macron ketika menghadiri KTT G7. Berikut foto-fotonya.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Senyum Lebar Jokowi di Hadapan Biden dan Emmanuel Macron saat Hadiri KTT G7, Berikut Foto-fotonya
BPMI Setpres/Laily Rachev
Presiden Joko Widodo tampak berbincang dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada sesi working lunch KTT G7 yang digelar di Elmau, Jerman, Senin, 27 Juni 2022. 

Mengutip laman Sekretariat Presiden, krisis pangan saat ini mengancam negara-negara berkembang.

Jokowi pun berpendapat pangan adalah masalah Hak Asasi Manusia (HAM) paling mendasar.

Pasalnya, kata Jokowi, perempuan dari keluarga miskin dipastikan menjadi yang paling menderita ketika menghadapai kekurangan pangan bagi anak dan keluarga.

“(Sebanyak) 323 juta orang di tahun 2022 ini, menurut World Food Programme, terancam menghadapi kerawanan pangan akut."

"G7 dan G20 memiliki tanggung jawab besar untuk atasi krisis pangan ini."

"Mari kita tunaikan tanggung jawab kita, sekarang, dan mulai saat ini,” ujar Jokowi saat menyampaikan pandangannya di KTT G7, Senin (27/6/2022).

“Kita harus segera bertindak cepat mencari solusi konkret. Produksi pangan harus ditingkatkan."

Berita Rekomendasi

"Rantai pasok pangan dan pupuk global, harus kembali normal,” tegasnya.

Baca juga: Jokowi Dorong Penguatan Kerja Sama Ekonomi dengan Kanada

Lebh lanjut, Jokowi mengatakan pentingnya dukungan negara G7 untuk mengreintegrasi ekspor gandum Ukraina, serta ekspor komoditas pangan dan pupuk Rusia dalam rantai pasok global.

Menurutnya, ada dua cara untuk merealisasikan hal tersebut.

Yang pertama, fasilitasi ekspor gandum Ukraina dapat segera berjalan.

Kedua, komunikasi secara proaktif kepada publik dunia bahwa komoditas pangan dan pupuk dari Rusia tidak terkena sanksi.

“Komunikasi intensif ini perlu sekali dilakukan sehingga tidak terjadi keraguan yang berkepanjangan di publik internasional."

"Komunikasi intensif ini juga perlu dipertebal dengan komunikasi ke pihak-pihak terkait seperti bank, asuransi, perkapalan, dan lainnya,” jelas Jokowi.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas