Geram Sipil Jadi Sasaran Serang, Zelenskyy Sebut Rusia Tak Lagi Berhak Jadi Anggota Tetap DK PBB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky geram sipil menjadi sasaran serang. Menurutnya serangan di sebuah mal di Kota Kremenchuk sebagai bentuk aksi teror
Penulis: Willem Jonata
Editor: Adi Suhendi
Beberapa di antaranya serangan culas terhadap permukiman penduduk dan fasilitas sipil.
Bukti-bukti tersebut menambah panjang daftar serangan Rusia terhadap warga dan fasilitas sipil Ukraina.
Baca juga: Berharap Perang Rusia dan Ukraina Segera Berakhir, Ibu Negara Iriana Widodo: Merinding Saya Melihat
Sejak menginvasi Ukraina pada 24 Februari, Rusia telah melakukan pemboman udara kepada gedung teater di kota pelabuhan Mariupol, Maret lalu, yang menjadi tempat berlindung 600 orang warga sipil.
Juru Bicara Pemerintah Daerah Odesa, Serhiy Bratchuk, mengatakan Rusia juga berkali-kali menyerang dan menghancurkan permukiman warga di Odesa.
Serangan yang menghancurkan dan menyebabkan kebakaran itu menyebabkan enam orang terluka, termasuk seorang anak kecil.
Warga Kota Kharkiv juga berkali-kali mendapatkan serangan roket Rusia.
Selain menghancurkan rumah-rumah warga, menurut gubernur wilayah itu, serangan juga menewaskan empat orang dan melukai 19 orang lainnya.
Pada Ahad lalu, Rusia Kembali menyerang bu kota Kyiv dengan rentetan roket. Serangan kepada permukiman itu menewaskan sedikitnya satu warga sipil dan melukai beberapa orang.
Baca juga: Boris Johnson: Jika Putin Wanita, Dia Tidak akan Berpikir Memulai Invasi Ukraina
Pemerintah Ukraina mengatakan, serangan-serangan Rusia terhadap permukiman warga dan fasilitas sipil itu telah membuat tempat tinggal dari 3,5 juta orang telah hancur.
Secara angka, jumlah Kementerian Pengembangan Masyarakat dan Wilayah Ukraina mencatat vahwa 116 ribu bangunan tempat tinggal telah hancur.
Zelenskyy Desak Negara G7 Bantu Hentikan Perang di Ukraina
Presiden Volodymyr Zelenskyy mendesak Kelompok Tujuh (G7) untuk membantu mengakhiri invasi Rusia di Ukraina pada akhir tahun.
Zelensky mengungkapkan itu saat para pemimpin negara G7 merencanakan sanksi baru dan bersumpah untuk mendukung Ukraina selama itu diperlukan, Senin (27/6/2022).
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, dan rekan-rekannya dari negara-negara kaya G7, bertemu selama tiga hari di Pegunungan Alpen Bavaria.