Geram Sipil Jadi Sasaran Serang, Zelenskyy Sebut Rusia Tak Lagi Berhak Jadi Anggota Tetap DK PBB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky geram sipil menjadi sasaran serang. Menurutnya serangan di sebuah mal di Kota Kremenchuk sebagai bentuk aksi teror
Penulis: Willem Jonata
Editor: Adi Suhendi
"Kami mendesak Rusia untuk berperilaku secara bertanggung jawab dan menahan diri,"
Kemenlu Ukraina Yakin Rusia Tak Serius dalam Negosiasi
Kementerian Luar Negeri Ukraina dalam sebuah pernyataan mengatakan, Rusia tidak akan serius dalam negosiasi, sampai tentara Ukraina mengalahkan mereka dan mengusir pasukannya keluar wilayah Ukraina.
Kementerian juga mengatakan, para sekutu Ukraina perlu memperkuat kekuatan Ukraina, sebelum pembicaraan apa pun di masa depan, dan memastikan bahwa Rusia kehilangan kapasitas untuk agresi lebih lanjut.
“Hanya rakyat Ukraina dan hanya merekalah yang akan memutuskan masa depan Ukraina dan syarat-syarat perdamaian di tanah Ukraina kami,” kata pernyataan tersebut.
Saat ini, kata pernyataan tersebut, Ukraina membutuhkan lebih banyak senjata berat dan sistem pertahanan rudal untuk membendung pemboman Rusia dan membebaskan semua wilayah yang mereka duduki.
“Bantuan militer ke Ukraina merupakan kontribusi untuk memperkuat hukum internasional dan memastikan perdamaian dan keamanan jangka panjang di Eropa,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Ukraina.
“Kami menyarankan untuk berkonsentrasi pada tiga target utama yang diusulkan Grup Internasional Yermak-McFaul, yakni (1) menargetkan sanksi pada sector energi, keuangan, dan perdagangan; (2) mengurutkan sanksi pribadi berikutnya pada oligarki, pejabat senior pemerintah Rusia, dan eksekutif kunci perusahaan milik negara, serta (3) menutup semua celah yang bisa digunakan oleh Rusia.”
Mereka juga mendesak agar semua lembaga dan negara anggota Uni Eropa untuk mengikuti jejak AS dan Inggris, dan berupaya segera melakukan embargo minyak dan gas secara penuh terhadap Rusia.