Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pelukan Iriana Jokowi kepada Korban Perang di Kyiv: Pesan Perdamaian di Tengah Konflik Rusia-Ukraina

Presiden Jokowi kunjungi rumah sakit di Kota Kyiv, Ukraina. Ppasien wanita peluk Ibu Negara Iriana Joko Widodo sambil menangis.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Pelukan Iriana Jokowi kepada Korban Perang di Kyiv: Pesan Perdamaian di Tengah Konflik Rusia-Ukraina
Twitter/@jokowi
Potret Ibu Negara Iriana Jokowi memeluk seorang korban perang di Rumah Sakit di pusat kota Kyiv, Ukraina. Momen ketika Ibu Negara Indonesia Iriana Jokowi memeluk seorang korban perang ketika mereka mengunjungi Kyiv, Ukraina, menjadi sorotan luas. 

TRIBUNNEWS.COM, KYIV - Momen ketika Ibu Negara Indonesia Iriana Jokowi memeluk seorang korban perang ketika mereka mengunjungi Kyiv, Ukraina, menjadi sorotan luas.

Iriana, seperti diketahui turut serta menemani Jokowi saat berkunjung ke Ukraina untuk bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelenskyy.

Presiden Jokowi dan ibu negara Indonesia beserta rombongan terbatas telah tiba di Ukraina pada hari Rabu, 29 Juni 2022 sekira pukul 08.50 waktu setempat.

Mereka menempuh perjalanan lebih kurang selama sebelas jam dari Polandia.

Saat tiba di rumah sakit, Iriana yang mengenakan masker tampak memeluk seorang perempuan.

Baca juga: Jokowi Tawarkan untuk Bawa Pesan dari Zelensky ke Putin dalam Upaya Tingkatkan Harapan Perdamaian

Tidak jelas siapa perempuan yang dipeluk itu. Tapi tampak jelas mata sembab saat perempuan itu memeluk sang ibu negara.

Berdasarkan keterangan dari video yang beredar, rumah sakit tersebut memang dikhususkan untuk merawat para korban-korban perang.

Berita Rekomendasi

Iriana dalam keterangannya berharap peperangan segera berakhir.

"Dengan bismillah saya mendampingi Bapak, moga-moga peperangan ini segera berakhir karena sangat merinding saya melihat," ucap Ibu Iriana Jokowi.

Dalam kesempatan itu, Ibu Iriana juga menyerahkan secara simbolis bantuan kemanusiaan berupa obat-obatan kepada Pusat Ilmiah dan bedah Endokrin, Transplantasi Organ dan Jaringan Endokrin Ukraina di Kyiv.

"Tadi saya sama Bapak Jokowi sedikit membantu untuk rumah sakit yang korban dari peperangan," ucap Ibu Iriana usai menyerahkan bantuan.

Keberanian ibu negara jadi sorotan

Keselamatan Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Jokowi di Kiev Ukraina menjadi pertanyaan berbagai kalangan karena negara itu sedang perang dengan Rusia.

Momen Ibu Negara Iriana Jokowi dan Presiden Jokowi bertemu para korban perang Rusia-Ukraina di Rumah Sakit Ukraina. (Tangkap layar YouTube Sekretariat Presiden)
Momen Ibu Negara Iriana Jokowi dan Presiden Jokowi bertemu para korban perang Rusia-Ukraina di Rumah Sakit Ukraina. (Tangkap layar YouTube Sekretariat Presiden) ((Tangkap layar YouTube Sekretariat Presiden))

Pakar Hubungan Internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, mengatakan keamanan Jokowi pasti sudah dijamin.

"Soal keamanan bapak Presiden Insya Allah aman karena kita tahu sebenarnya Jokowi ketika akan datang ke Ukraina telah mengumumkan sebelumnya. Ini berbeda dengan pemimpin negara lain yang datang diam-diam ke Ukraina," kata Hikmahanto pada Kompas.TV, Rabu (29/6/2022).

Ia lantas menjelaskan apabila Rusia punya niat jahat maka  mereka bisa saja langsung menyerang.

"Namun Rusia tahu, Indonesia sedang melakukan misi damai," ujarnya.

Baca juga: Jokowi Tinjau Reruntuhan Bangunan yang Hancur Akibat Perang di Ukraina

Hikmahanto menyebut Rusia bisa saja marah karena Indonesia secara resmi  mengutuk  negara itu atas serangannya ke Ukraina melalui resolusi PBB beberapa waktu lalu.

Namun Presiden Rusia Vladimir Putin tak marah tapi justru mempersilakan Jokowi hadir.

"Artinya Rusia sedang lelah dalam berperang namun  butuh pihak ketiga yang mampu menengahi masalah ini sehingga mereka keluar dari perang tidak seperti Amerika Serikat (AS) saat keluar dari Afghanistan," ujarnya.

"Malu muka mereka [AS] karena menarik pasukannya dan memunculkan kekacauan. Rusia tak mau mengulangi itu," kata Hikmahanto.

Adapun Hikmahanto menyebut Rusia bisa memanfaatkan kebaikan Jokowi untuk menghidari rasa malu dari dunia internasional.

"Saya keluar bukan karena saya kalah perang, tapi saya keluar dari perang karena dapat imbauan dari Indonesia supaya pasokan pangan tak terganggu," kata Hikmahanto, menganalisis kepentingan Rusia.

Berdasar hal itu Hikmahanto yakin Jokowi dalam keadaan aman. 

"Apalagi kalau stuasinya luar biasa, saya yakin presiden tidak akan membawa Ibu Iriana, ibu negara kita," ucapnya. 

Dalam lawatannya ke Ukraina, Presiden Jokowi adalah menemui Presiden Velodymir Zelenskky di Istana Marinsky, Kyiv.

Setelah itu, Jokowi akan Moskow menemui Presiden Rusia Vladimir Putin.

Angin Segar Perdamaian

Kehadiran Presiden Joko Widodo ke Kiev maupun ke Moskow akan menjadi angin segar bagi Ukraina dan Rusia yang tengah berperang.

“Karena memang tadi saya bilang selama ini belum ada negara yang bisa dipercaya mencoba menjadi mediator,” kata pengamat hubungan internasional Universitas Indonesia Evi Fitriani dalam siaran Kompas.TV, Rabu (29/6/2022).

Sebelumnya dalam perang Ukraina dan Rusia, memang sudah ada pihak lain yang mencoba mendamaikan kedua negara tersebut.

Seperti halnya Turki dan Jerman yang merupakan negara-negara NATO.

Namun bagi Rusia, kata Evi, kehadiran sejumlah negara tersebut dalam posisi konflik yang dihadapi dengan Ukraina dianggap tidak netral.

Sehingga serangan-serangan Rusia masih berlanjut terhadap Ukraina pasca upaya sejumlah pihak tersebut.

“Terutama oleh Rusia, itu dianggap ya dari pihak sebelah (NATO),” ujar Evi.

Berbeda dengan kehadiran Presiden Jokowi, pemimpin Asia yang selama ini tidak pernah mendiskreditkan kedua belah pihak.

Bagi Ukraina dan Rusia, kata Evi, kehadiran Presiden Jokowi dianggap sebagai pihak yang netral.

“Ini sebagai langkah angin segar bagi kedua belah pihak, bahwa akhirnya ada momentum pihak yang lain, yang kira-kira bisa menawarkan exit strategy yang membuat kedua belah pihak tidak malu,” ujarnya.

Sebab dalam perang, lanjut Evi, harus ada exit strategy untuk bagaimana keluar dari perang itu.

“Biasanya kan kalau sudah menang, keluar, nah ini menangnya belum tercapai, berlarut-larut dan kita tidak ingin berlarut-larut,” ucapnya.

“Sebenarnya exit strategy yang ditawarkan adalah momentum, pihak ketiga yang dianggap netral, kredibel, trustable (dapat dipercaya), dan itu meminta kedua belah pihak berhenti karena dampak yang luar biasa terhadap dunia dan termasuk juga pada rakyat mereka.”

Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo menaiki kereta luar biasa menuju ke Kyiv, Ukraina. dari Polandia, Selasa (28/6/2022). Kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina untuk misi perdamaian dan merupakan kepala negara Asia pertama yang berkunjung di tengah perang Rusia-Ukraina. BPMI Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo menaiki kereta luar biasa menuju ke Kyiv, Ukraina. dari Polandia, Selasa (28/6/2022). Kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina untuk misi perdamaian dan merupakan kepala negara Asia pertama yang berkunjung di tengah perang Rusia-Ukraina. BPMI Sekretariat Presiden (BPMI Sekretariat Presiden/-)

Bukan hanya itu, Evi menilai, perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina juga merugikan bagi negara yang dipimpin oleh Vladimir Putin.

“Karena perang ini itu sebetulnya merugikan Rusia dan merugikan Ukraina tentu saja, yang untung hanya negara-negara barat penghasil senjata, itu yang untung saat ini,” katanya.

“Cuma untuk berhenti ini tidak mungkin, Rusia itu tidak punya exit strategy saat ini, itu apa alasannya dia berhenti, menang belum, masa berhenti di tengah jalan.”

Oleh karena itu, Evi mengatakan meskipun Jokowi dalam kehadirannya tidak mempunyai materiil untuk memaksa Rusia dan Ukraina menghentikan perang, tapi ia menunjukkan Indonesia mempunyai moral.

“Kita punya kekuatan moral untuk mengatakan this is momentum, momentum ini yang paling baik,” ucap Evi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas